in

11 Alasan Orang Mau Klik

Taktik ampuh lengkap dengan contoh, agar orang mau klik tawaran kamu.

Memahami alasan orang mau klik, agar pengunjung berubah menjadi pembeli. Pertanyaan ini lebih penting dipikirkan, daripada bertanya tentang cara optimasi content.

Mari melihat kenyataan. Pernahkah kamu sangat menginginkan download film namun berhadapan dengan banyak sekali iklan tetapi kamu memilih menyelesaikan proses agar bisa download film itu? Jelas sekali, kamu tidak berhadapan dengan content yang teroptimasi. Menurut ilmu SEO, seharusnya link seperti itu ditinggalkan orang, karena tidak to the point, menyusahkan, dan membuat orang tidak mau kembali lagi ke sana. Kenyataan berbicara lain. Orang mau menunggu demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Satu lagi. Ada suatu layanan yang kualitasnya tidak begitu baik dibandingkan layanan yang satu lagi. Orang mau menunggu. Customer Service ramah, orang dapat penjelasan. Orang tidak memburu kualitas sepenuhnya. Mereka berbelanja, mereka tidak membeli. Dalam berbelanja, mereka memilih dan (secara tidak sadar) psikologi mereka dijebak penjual dengan kalimat dan user interface yang membuat mereka “menyerah” dan menuruti apa kata pembeli.

Kemampuan membujuk, dengan strategi dan taktik yang tepat, bisa membuat orang bersabar menunggu. Optimasi memang penting, namun, yang membuat orang klik bukan hanya content yang teroptimasi. Mereka klik karena bujukan yang sangat halus.

Cara berikut ini dapat kamu terapkan dalam Google AdSense tanpa traffic.

Berikut ini, 11 alasan mengapa orang mau klik, dari perspektif psikologi. Jika diterapkan, penjualan kamu akan naik. Kalau content kamu video, akan lebih banyak yang menonton. Kalau content kamu jualan layanan, mereka akan mencari dan memburu kamu.

Dan jika kamu tidak memikirkan bagaimana cara membujuk konsumen, yang terjadi, sebaliknya. Tidak jelas penjualanmu akan ke mana dan berapa hasilnya.

(Credit: VentureHarbour)

Loss Aversion

Takut kehilangan.

“Dapatkan 50 ribu” dan “Jangan sampai kehilangan 50 ribu”, punya efek berbeda. Orang takut kehilangan. Lebih memikirkan kehilangan daripada sedikit keuntungan.

Kamu dapat cashback 250 ribu. Hemat 250 ribu. Kupon. Voucher. Discount.

Pilihan berbatas waktu, diimbangi dengan siapa saja yang sudah memesan.

Ada 7 teknik yang bisa kamu pakai dalam menjual, dengan memanfaatkan rasa takut kehilangan ini:

  1. Free trial dan sample. Silakan coba setiap potongan lezat roti kami.
  2. Kupon, diskon, voucher.
  3. Desakan terbatas waktu. Countdown timer. Penawaran sampai 15 Juni 2021.
  4. Beli sekarang, pakai besok.
  5. Beli sekarang, dapatkan… tanda tangan penulis.
  6. Jaga orang dari kerugian. Lindungi data Anda, klik ini.
  7. Dapatkan artikel premium untuk konversi keuntungan 300% dengan memasukkan email.

Kehilangan, sebenarnya hanya ilusi. Ciptakan ilusi kehilangan dengan menunjukkan #konsekuensi masalah. Apa akibatnya, jika masalah ini tidak mereka selesaikan?

(Credit:JeremySaid)

Anchoring

Informasi pertama lebih berpengaruh daripada informasi yang mengikuti.

Manipulasi harga. Posisikan harga mahal dan murah, berdampingan. Tunjukkan harga asli, berikan diskon. Harga pertama menetapkan batas ekspektasi harga dan apa pun yang lebih rendah dari itu akan melemahkan persepsi harga default yang baru ditemukan ini. Di mana ada “Pricing” di situ ada “free” dan “premium”.

(Credit: Apple Music)

Halo Effect

Kesan pertama yang sulit diubah.

Loading lama akan ditinggalkan orang. Pilihan yang cenderung berisi sama, akan membuat orang segera menutup halaman. Lihatlah halaman Instagram berisi profile muka orang. Mereka akan klik sembarangan, dan berkata, “Ini hanya 1 orang dan isinya sama.”.

Sunk-Cost Fallacy

Paksaan menyelesaikan sesuatu karena sudah investasi biaya (dan waktu).

Saya sudah keliling 2 jam di pasar ini. Tidak membeli apa-apa. Padahal saya tadi ingin membeli sepatu. Mereka ingin membeli karena tidak ingin lebih banyak membuang waktu.

Terapkan progress bar. Step 123. Letakkan formulir berlangganan di bawah artikel. Ajak orang berinvestasi beli lensa, agar tidak beralih merk. Software dan aplikasi, sebenarnya melakukan pendataan besar-besaran dengan meminta register.

Endowment Effect

Menambahkan nilai pada apa yang sudah mereka miliki melawan yang apa yang tidak mereka miliki.

“Boleh saya beli cangkir kamu?”. Itu mug biasa. Pemiliknya bilang, “Tidak boleh. Ini harganya mahal. Belinya saja di Bali. Sekarang sudah nggak ada yang jual. Pokoknya kalau belinya di bawah 300 ribu, nggak saya kasih.”. Orang cenderung menghargai mahal apa yang ia punya.

Kelompok 1 membawa mug. Kelompok 2 diminta membeli. Kelompok 1 mengembangkan cerita tentang mug kesayangan mereka dan cenderung memberikan harga mahal. Orang menghargai apa yang sudah mereka miliki. Apa yang kamu miliki adalah waktu, uang, pekerjaan, dan kesediaan untuk klik.

  • Selamat, Anda dapat kupon. Masukkan code GET50OFF untuk diskon 50%
  • Anda di level Medium. Tinggal selangkah lagi.
  • Ketika ada undian acak, orang merasa dia terpilih.
  • Order pertama, kami berikan gratis 1 minggu akses Premium.

Exposure Effect

Menyukai hal-hal yang sudah mereka kenal.

Iklan. Tampilkan di mana-mana. Orang melihat “reputasi”, bukan “pengalaman pribadi”. Ketika mendengar “mobil Eropa”, orang membayangkan mobil yang tangguh. Orang ingin membeli Nike, sekalipun belum tahu kualitas Nike. Ceritakan specs semenarik mungkin, agar orang sangat menginginkan produk atau layanan kamu. Buat iklanmu terlihat di mana-mana.

Serial Position Effect

Item pertama dan terakhir, lebih menarik daripada yang lain.

Berikan tampilan beda, pada “yang utama” dan “yang baru”. Ini bisa diterapkan di seluruh halaman. Self-talk adalah segalanya. Episode pilot dan ending, selalu dapat iklan terbanyak.

Reciprocity

Timbal-balik balas-jasa. Kamu beri ini gratis, orang cenderung membalas.

“Bacalah artikel ini sampai selesai. Kami berikan ebook gratis. Masukkan email kamu.”

Berikan yang gratis, untuk mendapatkan timbal-balik. Efeknya, akan menaikkan nilai dan persepsi. Sekaligus untuk mengukur keterlibatan pembaca. Kalau perlu, beri batas waktu. Ini lebih efektif daripada “harus share” sebelum memperlihatkan link.

Fenomena Baader-Meinhof

Ilusi frekuensi.

Setelah melihat sesuatu pertama kalinya, orang memperhatikan ini di mana-mana.
Sebenarnya, yang kamu manipulasi adalah proses kognitif bernama: perhatian selektif dan bias konfirmasi. Ini terjadi ketika kamu membuat pendapat berbeda, atau tampilan visual berbeda, sehingga orang akan memperhatikan. Itulah pentingnya iklan. Itulah alasan perusahaan besar tampil di acara bola dunia.

Verbatim Effect

Mengingat inti, mengabaikan detail spesifik.

CTA, deskripsi produk, halaman arahan, dan hal lain yang harus diingat atau berpengaruh. Landing page terbaik, berisi pesan ringkas, kuat, dan berdampak secara emosional. Percayalah kepada kekuatan bahasa. Pembuka di sini, detail di sana. Buat orang hanya memperhatikan yang utama.

Clustering

Mengelompokkan potongan informasi serupa, agar lebih mudah ingat.

Buat label. Beri nama. Bedakan. Orang tidak ingat potongan informasi, lebih dari 7. Berikan hanya 3, jangan lebih.

Semua taktik di atas bisa kamu kombinasikan.

Coba buka artikel, toko online, dan browsing seperti biasa. Kemudian, tanyakan kepada diri sendiri, “Apa yang membuat saya klik ini?”. Kemudian lihat kembali daftar di atas. Selanjutnya, terapkan taktik di atas. [dm]

Written by Day Milovich

Webmaster, artworker, penulis tinggal di Rembang dan Kota Lama Semarang.

Buat Blog 10 Menit, Dapat Score 100% GTMetrix

JournalIt Unlimited, No Crack