Dengan menggunakan website ini, kamu setuju dengan Kebijakan Privasi dan Syarat Penggunaan. Tenang, ini bukan web komersial dan nggak ada spam.
Terima
Sak JoseSak JoseSak Jose
Pemberitahuan Lebih banyak
Ubah Ukuran FontAa
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Baca: Bentuk-bentuk “Hambatan Kreatif” (Resistance)
Bagikan
Ubah Ukuran FontAa
Sak JoseSak Jose
  • Artikel
  • Note
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Search
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
Bekerja

Bentuk-bentuk “Hambatan Kreatif” (Resistance)

Day Milovich
Sabtu, 13 Januari, 2024
Bagikan
Bagikan

Steven Pressfield di buku War of Art memperkenalkan makna baru dari “resistance“.

Saya termasuk orang yang terlambat membaca buku ini, namun itu hal tercepat untuk hidup saya, di mana masalah-masalah kreatif, yang sering memblokir kita, ternyata bernama.

“Resistance” berhubungan dengan hambatan untuk-kreatif. Pemblokir internal, yang datang dari pikiran. malas, menunda, overconfidence, percaya pada bakat sebagai penentu keberhasilan, dll. semua itu bentuk “resistance” (hambatan).

“Resistance” bisa menjadi naluri, kebiasaan, atau perasaan yang kita benarkan (kita anggap rasional) untuk menghalangi kerja kreatif.

Bukan hanya untuk penulis.

“Resistance” memiliki banyak bentuk:

  • Menunda.
  • Mengabaikan sistem pengukuran yang berguna.
  • Tidak segera kirim.
  • Tidak percaya bahwa “masalah ini” adalah “resistance”.
  • Menunda-nunda.
  • Sibuk.
  • Tidak sampai ke bagian sulit.
  • Target terlalu tinggi.
  • Target terlalu rendah.
  • Tidak mau bicara anggaran.
  • Mengabaikan deadline.
  • Berhenti pada kecemasan “ini tidak mungkin berhasil”.
  • Tidak mengelola proyek, malah dikelola proyek.
  • Merangkul biaya hangus.
  • Tidak mengajukan pertanyaan yang berguna.
  • Tidak memakai metode yang bagus, alat yang bagus.
  • Menyalahkan sistem.
  • Mengabaikan sistem, merasa menjadi yang pertama.
  • Terobsesi dengan teknologi dan peluang baru, menunggu hal besar berikutnya.
  • Menolak untuk belajar tentang teknologi atau peluang baru.
  • Suka memberikan reaksi, bukannya merespon, dan merespons tetapi tidak memimpin.
  • Lebih sibuk mengatasi hal-hal mendesak dibandingkan menyelesaikan hal-hal penting.
  • Mengarsipkan kehidupan dan diri sendiri, di media sosial dan Cloud.
  • Mudah bosan.
  • Kegembiraan sesaat yang tak-rasional.
  • Gagal mendelegasikan tugas.
  • Mencari pujian.
  • Mengabaikan pentingnya feedback.
  • Mencari pintasan “cara tercepat untuk..”.
  • Instan.
  • Bertanya, “Intinya bagaiman” tanpa mau belajar.
  • Mengabaikan detail.
  • Terlalu banyak pertanyaan.
  • Kalender waktu tidak sesuai dengan pekerjaan yang harus diselesaikan.
  • Membuat janji besar, terlalu banyak.
  • Takut menepati janji sendiri.
  • Menghubungkan apa saja dengan diri sendiri.
  • Menyimpan ketakutan, tidak berani menaklukkan ketakutan itu.
  • Memakai deadline sebagai bahan bakar, baru mau kreatif dan punya dorongan kalau ada deadline.
  • Menghabiskan waktu untuk mengatasi ketakutan.
  • Mencari keaslian, mengabaikan konsistensi.
  • Terlambat muncul karena tidak segera membuat sesuatu.
  • Kebanyakan pengeluaran sampingan.
  •  Perfeksionis.
  • Merasa ini bukan “kelas” saya.

Saya bisa membuat daftar yang lebih panjang lagi, karena mengerti arti “resistance” menurut Pressfield.

“Resistance” adalah kegagalan moral.

Perilaku “resistance” sebenarnya berasal dari pilihan dan cara kita memperlakukan pilihan kita sendiri. Jika kita tepat memilih, “resistance” bisa kita atasi tanpa ketakutan. Kita perlu mempelajari taktik, metode, dan pilihan yang lebih baik. Ketakutan kita sebenarnya adalah takut berubah, serta tidak percaya kita bisa.

Sekarang, fenomena “resistance” sudah mirip “permulaan” bagi setiap proses kreatif. “Resistance” sudah menjadi sosial. Orang-orang menjadi budak emosi di media sosial, mencari gangguan bernama “hiburan”, scroll terus-menerus, memilih rata seperti yang lain, dan di bawah tirani para ahli dan korporasi industri. Harap diingat, “resistance” bisa terjadi pada kelompok. [dm]

3 Ritual Sebelum Tidur
Database Ringkasan Peristiwa
Belajar dari Sumber dan Bekerja di Lingkungan yang Berlawanan dengan Intuisi
Pelajaran Bisnis Hari Ini
Bersama, Mengakui Kegagalan
KEYWORD:bentuk resistanceresistance steven pressfield
olehDay Milovich
Ikuti
Webmaster, artworker, penulis tinggal di Rembang dan Kota Lama Semarang. Bekerja di 5 media berita.

Terbaru

Puisi

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025
Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang
Mengharap Kejujuran
Persamaan Mereka
Pilihan Perempuan

Terpopuler

CatatanMasalah

Hubungan Kita Harus Berakhir

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 13 Mei, 2020
Creative Agency Kamu Bermasalah
Periksa Akurasi Berita dengan Daftar Ini
Tentang Literasi Buku dalam Ketidakhadiran Literasi Finansial dan Digital
64. Bias Pemikiran Kelompok

SakJose adalah website milik Day Milovich. Khusus untuk orang kurang kerjaan.

Address:
Rumah Popo Jl. Branjangan No.10, Tj. Mas, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah 50174

Tulisan Unggulan

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025

Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang

Mengharap Kejujuran

Persamaan Mereka

Pilihan Perempuan

Satu Rahasia

Powered by:

  • HaloSemarang.id
  • JatengToday.com
  • IndoRaya.news
  • Mercusuar.co
  • MetroSemarang.com
  • MetroJateng.com
  • HOME
  • MANIFESTO
Baca: Bentuk-bentuk “Hambatan Kreatif” (Resistance)
Bagikan
  • /WORKSHOP
  • /STATUS
  • /INDEX
    • Indoraya News
    • Jateng Today
Baca: Bentuk-bentuk “Hambatan Kreatif” (Resistance)
Bagikan

Copyright (c) 2025

© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username atau email
Password

Lupa password?