Dengan menggunakan website ini, kamu setuju dengan Kebijakan Privasi dan Syarat Penggunaan. Tenang, ini bukan web komersial dan nggak ada spam.
Terima
Sak JoseSak JoseSak Jose
Pemberitahuan Lebih banyak
Ubah Ukuran FontAa
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Baca: Bias Kognitif di Balik Label “Pedas Level 10”
Bagikan
Ubah Ukuran FontAa
Sak JoseSak Jose
  • Artikel
  • Note
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Search
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
Berpikir

Bias Kognitif di Balik Label “Pedas Level 10”

Day Milovich
Kamis, 2 Juni, 2022
Bagikan
Bagikan

Anak kecil itu baru saja bercerita, dia berani mencoba snack yang ia beli dari toko online. Semaca keripik, dengan label “pedas level 10”. Baru coba 2 gigitan, dia tidak kuat. Terlalu pedas. Saya tertarik melihat bungkusnya. Benar, ini ada label “pedas level 10”. Sepertinya, ada yang bermasalah di sini..

Saya ingat, kemarin makan di suatu rumah makan. Ada garam di atas meja. Ketika pesan suatu menu, penjualnya bertanya, “Pedas atau tidak?”.

“Tunjukkan apa yang kamu punya, tetapi jangan beri saya tawaran.”.

Kalimat itu saya tuliskan, karena ketidakpuasan saya di beberapa rumah makan.

Mereka tidak menyajikan makanan instan. Bagus. Penjual bertanya, “Pedas atau tidak?”.

Tunggu. Ini masalah bagi saya. Dia menggunakan adjective “pedas”. Dia bertanya seberapa pedas yang saya mau. Pedas menurut siapa?

Ketika ada snack dengan level pedas 1-10 di bungkusnya, saya tertawa. Ini mirip skala Likert yang dipakai di review product. Bintang 1-5. Apresiasi yang diskala, dengan category yang berbeda-beda menurut versi pembeli atau penonton.

Dalam penelitian statistik, saya menolak Skala Likert. Jadi, kalau kita kembali ke pesan makanan, soal pedas dan tidak itu, saya berpikir, “Memangnya, kamu tahu, standar pedas menurut saya?”.

Yang saya lakukan, berbeda: berikan detail dan ukuran yang jelas.

Ketika memesan mie instant telur, saya lebih suka memberikan detail selera saya, “Buat minya sangat matang. Biarkan kuning telurnya utuh, setangah matang. lomboknya 4, diiris, dan biarkan mentah.”.

Itu sangat jelas. Tidak akan ada komplain, “Ini terlalu pedas..” atau “Ini kurang pedas..”.

Ketika memesan es Coffemix, saya lebih suka detail, “Pakai gelas besar, esnya sedikit saja. Kalau es dan Coffemix dicampur, sebatas ini.”. Terutama di rumah makan yang belum tahu selera saya.

Bagian yang menyenangkan, ketika saya besok kembali ke sana, orang mengingat pesanan saya.

Penjual sering mengajukan pertanyaan merepotkan, “Ingin sepedas apa?”.

Ada 2 masalah di sini.

Pertama, “pedas” ini tidak dijelaskan detailnya. Pedas memiliki ukuran berbeda bagi setiap orang. Aneh lagi, kalau pedas diberi label “mercon”, “setan”, dan “level 10”. Yang manusiawi itu kalau ada penjelasan. Penjual bermaksud baik, ingin memberikan pelayanan yang “sesuai selera”.

Kedua, terjebak dalam “keseimbangan Goldilocks”. Ini jebakan betmen dalam komunikasi.

Keseimbangan Goldilocks mengasumsikan bahwa ada distribusi preferensi yang “normal”.

Atau dengan bahasa yang lebih sederhana, dalam tawaran “Sepedas apa?” itu seolah-olah ada level normal yang sudah disepakati. Padahal, kedua belah pihak ini (pembeli dan penjual) sama-sama belum pernah menyepakati “pedas yang normal” itu seperti apa.

Kenyataan, preferensi (selera, kesukaan, pengaturan) pribadi itu tidak terdistribusi secara normal.

Pedas normal bagi saya, 4 cabe rawit. Pedas normal bagi orang lain, mungkin berbeda.

Kamu tidak bisa melayani semua orang.

Begitu kamu berikan pilihan kepada orang, mereka akan memilih. Dengan preferensi pribadi berbeda-beda. Mencari keseimbangan Goldilocks bisa menjadi jebakan.

“Tunjukkan apa yang kamu punya, tetapi jangan beri saya tawaran.”. [dm]

Menentang Remote Working
Perbedaan Antara Intelektual dan Orang Pintar
Apa Itu Filsafat?
Mencatat untuk Berpikir, Bukan untuk Menyimpan Ingatan
Membalik Kesalahan
KEYWORD:keseimbangan goldilocksmasalah di rumah makanpedas level 10skala likert
olehDay Milovich
Ikuti
Webmaster, artworker, penulis tinggal di Rembang dan Kota Lama Semarang. Bekerja di 5 media berita.

Terbaru

Puisi

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025
Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang
Mengharap Kejujuran
Persamaan Mereka
Pilihan Perempuan

Terpopuler

CatatanMasalah

Hubungan Kita Harus Berakhir

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 13 Mei, 2020
Creative Agency Kamu Bermasalah
Periksa Akurasi Berita dengan Daftar Ini
Tentang Literasi Buku dalam Ketidakhadiran Literasi Finansial dan Digital
64. Bias Pemikiran Kelompok

SakJose adalah website milik Day Milovich. Khusus untuk orang kurang kerjaan.

Address:
Rumah Popo Jl. Branjangan No.10, Tj. Mas, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah 50174

Tulisan Unggulan

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025

Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang

Mengharap Kejujuran

Persamaan Mereka

Pilihan Perempuan

Satu Rahasia

Powered by:

  • HaloSemarang.id
  • JatengToday.com
  • IndoRaya.news
  • Mercusuar.co
  • MetroSemarang.com
  • MetroJateng.com
  • HOME
  • MANIFESTO
Baca: Bias Kognitif di Balik Label “Pedas Level 10”
Bagikan
  • /WORKSHOP
  • /STATUS
  • /INDEX
    • Indoraya News
    • Jateng Today
Baca: Bias Kognitif di Balik Label “Pedas Level 10”
Bagikan

Copyright (c) 2025

© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username atau email
Password

Lupa password?