Berapa dana kamu untuk jalan pintas?
Siang ini, mereka rapat. Tentang jalan pintas. “Bagaimana cara tercepat agar orang datang, kita terkenal, dan penjualan berhasil?”
“Jalan pintas”, hanya sepintas cepat. Membutuhkan biaya besar. Memakai jasa ahli.
Sayang sekali, kerugian lebih besar, di masa depan, sering luput dari perhitungan. Karena hanya mau cepat dan menyerahkan solusi kepada ahlinya, tanpa mempelajari masalah sebenarnya.
Masalahnya pada content, namun kita sibuk mencari subscriber, durasi tayang, view, like, dan follower. Tidak memperbaiki content.
Masalahnya, pandangan kita pada apa yang sedang nge-trend dan sudah ditulis orang lain, padahal kita hanya mengikuti, tanpa melihat siapa sebenarnya pembaca kita, untuk siapa kita menulis.
Masalahnya, kita sibuk mencari obat penurun badan, mengumpulkan uang untuk sedot lemak, namun malas berolahraga dan tidak suka hidup sehat.
Kita sering sibuk memprediksi dengan hukum dan teori lama tentang masa depan. Tidak bertindak untuk masa depan.
Masalahnya, kita sering melakukan penugasan (assignment) dan menyebutnya “tanggung jawab”, padahal itu masalah yang belum selesai dibicarakan secara detail. Kita sering bertanya “siapa yang menjadi koordinator” dan “kapan selesai”, lupa bertanya, lupa membantu.
Masalahnya, kita memikirkan profit taking, tutup buku, mencapai point, dan merancang pelaporan sebagai angka dan hasil. Kita menyingkirkan apapun yang “bukan profit”. Kita melupakan ampuhnya pendekatan non-formal, manusiawi, dan mencari kemungkinan-lain.
Kita lupa, bersikap manusiawi dan kompeten adalah dasar dari kepercayaan dan kerjasama apapun.
Kamu pernah ramah. Tidak menjual data. Menolong mereka. Punya waktu untuk bicara. Suka belajar. Mau mendengarkan orang lain.
.. jika masih ingat, kamu pernah katakan ini kepada diri sendiri:
“Yang kita lakukan sekarang, sebenarnya profit-taking. Tidak merugikan, tidak terlihat, dan akan membangun kepercayaan yang lebih kuat, dari orang lain.”.
Jalan pintas, selalu mahal. Kepercayaan, lebih mahal lagi, namun jauh lebih kuat. [dm]