Jangan jadikan medsos dan media sebagai tempat hujatan, ketika menurutmu ada program yang tidak jalan. Kalau mau didengarkan, buat pembuktian kuat dan sentuh “emosi” pembaca. Tulis liputan mendalam tentang kegagalan program itu.

Berikut ini, langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk menulis kegagalan program.

PENGUMPULAN DATA

Riset Kuantitatif

  • Survei. Jika tidak mungkin, gunakan data survei dari sumber terpercaya.
  • Fokus pada #indikator kinerja utama program. *) Program ini dianggap berhasil jika bagaimana? Apa bukti kegagalan program ini?

Riset Kualitatif

  • Wawancara dengan stakeholder
  • Wawancara dengan peserta program, yang gagal merasakan manfaat program.
  • Wawancara dengan ahli, untuk dapat insight tentang kegagalan program ini. Fokus pada “mengapa” dan “bagaimana” ini gagal. Bukan pada opini dan pemihakan.
  • Buat studi kasus yang mewakili cerita kegagalan program ini.

Analisis Penyebab

Ingat: Sebelum kamu menganalisis apa penyebab kegagalan program ini, kamu harus punya metode analisis. Jurnalis yang “asal tulis apa kata narasumber” tidak memikirkan ini. Mereka hanya mau membuat “daftar” penyebab, tanpa memakai metode untuk mencari penyebab kegagalan.

Root Cause Analysis

Mencari sebab dasar (akar penyebab) kegagalan program.

  • Pakai metode seperti “5 Whys”
  • Pakai metode Fishbone

Benchmarking

Bandingkan program ini dengan program serupa yang sukses.

Dokumentasi dan Pembuktian

Bukti Visual

  • Foto, video, yang berstatus sebagai “bukti”.
  • Buat infografis. Tunjukkan kegagalan dan dampak negatif kegagalan.
  • Data dan grafik.

Narasi (Penulisan)

  • Hook. Pembuka yang menarik.
  • Soft Lead. Lead yang tidak “hard”, berisi persuasi, sentuahan emosional.
  • Studi Kasus. Atau cerita yang menjadi miniatur tentang kegagalan program ini.
  • Fakta yang menarik perhatian. Berkaitan dengan pengalaman pribadi dan dampak negatif yang bisa dirasakan pembaca.
    Clear and distinct. Sampaikan apa yang terpenting. Kesimpulanmu. Buatlah janji bahwa kamu akan ungkap ini di penjelasan berikutnya.
  • Argumentasi dan pembuktian.
  • Gunakan dukungan multimedia.
  • Gunakan dokumen otentik. *) Dan simpan selalu bukti kamu.
  • Testimoni. Kesaksian korban. Buat kesaksian mereka ini “pribadi” dan bisa mengundang empati dari pembaca.
  • Pernyataan narasumber dari organisasi non-profit, ahli, terkait issue ini.
  • Hubungkan kegagalan dengan isu yang lebih besar.
  • Social proof. Suara dari media sosial. Pastikan elemen tulisanmu mudah dibagikan ke X (Twitter), Facebook, dll. Tampilkan suara yang menentang.
  • Ada bagian “Takeaway” di tengah tulisan, yang membuat orang dapat matetri edukasi dan pemberdayaan.
  • Pakai #hashtag. Pakai slogan yang membuat perlawanan kamu menjadi mudah diingat.
  • Dorong dengan tindakan langsung. Buat persuasi bahwa ini aman, demi perubahan, dsr.
    Pemantauan respons bersama.
  • Beri pernyataan dan ajakan, bahwa kita semua ingin perubahan.
  • Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan dan Rekomendasi

  • Laporan komprehensif
  • Rekomendasi. Cara perbaikan. Tindakan alternatif.

Liputan mendalam, yang punya kerangka dan struktur argumen yang kuat, akan menjadi dokumentasi abadi dan selalu dijadikan referensi ketika orang lain akan mengulas obyek liputan yang sama. Orang-orang lebih mendengarkan dan percaya liputan mendalam, bukan 100 berita singkat, jika liputan mendalam itu terpercaya. [dm]