Orang sering bilang, “Masalah ini tidak bisa saya selesaikan..”.
Setelah berusaha, kalimat itu masih sering dikatakan. Semacam pengakuan tentang sulitnya masalah itu. Bisa karena metode salah, kapasitas belum kuat, timing, dst. Beberapa masalah, memang sulit diselesaikan.
Jangan mengakui sulitnya menghadapi masalah itu, sekalipun kamu sudah berusaha.
Masalah ini tidak bisa kamu selesaikan, mungkin karena..
- Setiap masalah itu unik. Kita sering salah di langkah ini, di mana kita menghadapi sesuatu yang kita anggap sebagai masalah, kemudian menengok ke masa lalu, atau membandingkan masalah itu dengan apa yang pernah diceritakan di buku, atau dihadapi orang lain. Hasilnya? Masalah itu menjadi tidak unik dengan sendirinya. Padahal, belum tentu demikian. Sama-sama masalah kesulitan mencari kerja, belum tentu masalah yang kamu hadapi itu sama dengan konteks masalah yang sedang dihadapi orang lain.
- Belum dibatasi, tidak bisa diselesaikan. Orang lebih suka membayangkan akibat buruk dari masalah ini. Belum mendefinisikan masalah, sudah terbayang akibat dari masalah ini, jika tidak terselesaikan. Apa artinya membatasi masalah? Artinya kita tahu, ini jenis masalah apa, konteksnya bagaimana, dan bisa didekati dengan cara apa saja.
- Solusi mengarah ke konsekuensi tak-terduga. Jadi, bayangkan “bagaimana jika..”. Itu bisa membuatmu lebih kreatif dalam menghadapi masalah.
- Tidak ada solusi jelas. Solusi tidak hanya satu. Dan solusi terbaik tidak akan ditemukan jika kita tidak benar-benar tahu masalahnya.
- Secara sosial, masalah ini rumit. Setiap masalah sosial, selalu rumit.
- Melibatkan perubahan tingkah-laku. Sangat berat. Masalah pertengkaran dengan pasangan, sebatas selera, mungkin toleransi masih bisa diterapkan, tetapi jika perubahan tingkah laku, misalnya untuk menghentikan kebiasan merokok, kebiasaan bangun terlambat, atau perilaku tidak sopan di depan publik, bisa dipastikan itu berat.
- Sepertinya berhubungan dengan kegagalan-kebijakan yang kronis. Benar. Cari saja satu kebijakan yang gagal, pasti ini tentang peraturan dan orang banyak. Artinya, ini memang masalah sulit.
- Banyak sebab, skala, dan kesalinghubungan. Penyebabnya apa? Dalam skala luas atau kecil? Saling-hubung dengan apa dan siapa?
- Banyak pemain dengan agenda konflik. Tidak heran, yang ini sering dialamatkan ke masalah politik. Itu pula alasan orang tidak mau terlibat dalam urusan politik.
- Batas disipliner dan organisasi. Seringnya, ini tidak termaafkan. Kenakalan atau perbuatan buruk masih bisa diperbaiki. Tidak bisa jika itu berkaitan dengan peraturan dan nama baik organisasi.
- Masalah ini terkait masalah lain. Terlalu banyak contoh untuk ini. Mengapa orang buang sampah sembarangan? Mengapa orang tidak mau menghargai perbedaan pendapat? Di belakang masalah itu, orang akan bicara tentang masalah lain: budaya kita, tingkat literasi kita, kebiasaan kita, kesalahan televisi dan media sosial, dst.
- Setiap solusi tumbuh di sepanjang sistem. Solusi bukan benar-salah. Lebih baik atau buruk? Butuh waktu lama untuk mengevaluasi solusi. Ini yang perlu ditanamkan kepada para pembuat keputusan dan anak sekolah. Selalu ada kemungkinan lain, peluang lain, dan cara lain. Tidak perlu menyerah.
- Masalah ini memang tidak bisa terselesaikan sepenuhnya. Ini pilihan terakhir. Mengakui bahwa ini adalah masalah yang tidak terselesaikan sepenuhnya. Yang berarti, tetap bisa kita selesaikan sebagian.
Jangan terlalu cepat menilai masalah. Jangan terlalu cepat mencari solusi. Jangan terlalu cepat menyerah. Jangan anggap semua hal sebagai “masalah”. [dm]