Dengan menggunakan website ini, kamu setuju dengan Kebijakan Privasi dan Syarat Penggunaan. Tenang, ini bukan web komersial dan nggak ada spam.
Terima
Sak JoseSak JoseSak Jose
Pemberitahuan Lebih banyak
Ubah Ukuran FontAa
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Baca: Menstruasi: Pembentuk Peradaban Manusia
Bagikan
Ubah Ukuran FontAa
Sak JoseSak Jose
  • Artikel
  • Note
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Search
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
Artikel

Menstruasi: Pembentuk Peradaban Manusia

Day Milovich
Rabu, 24 Januari, 2018
Bagikan
Bagikan

Penanggalan menstruasi, masih menjadi temuan sejarah matematika tertua. Menelaah sejarah menstruasi, mengantar manusia pada sejarah agama-agama dan peradaban manusia.

Takeaway Points
Praktek Etnomatematika TertuaBukti Arkeologi Masa PaleolitikumMenstruasi, Ritus SakralPenciptaan dan Pemisahan

Praktek Etnomatematika Tertua

Siapa penemu matematika? John Kellermeier melacak temuan tertua matematika, yang dikenal sebagai “ethnomathematics“, yaitu ilmu matematika tribal, kesukuan. Contoh etnomatematika bisa dilihat di buku-buku primbon di mana terdapat panduan berdagang, menghitung peruntungan, dan mengenal orang lain melalui statistik, pengalaman, dan matematika.

Matematika di masa lalu, berusaha menjelaskan dan memahami realitas untuk mentransenden (misalnya perhitungan hari dan perbintangan), mengelola pertanian, dan survival (teknik bertahan hidup). Matematika, berarti menghitung, menata, menyortir, dan merancang-bangun. Tanpa matematika, tidak akan ada bangunan piramida Mesir dan Aztec, tidak ada pula perahu penjelajah antarbenua.

Siapakah yang paling awal menggunakan matematika? Jawabnya: perempuan.

Bukti Arkeologi Masa Paleolitikum

Bukti ini bermula dari temuan tulang Ishango di Danau Edward, Zaire, Afrika. Uji isotop atom memperkirakan umurnya antara 25-20.000 tahun sebelum Masehi. Tulang ini sudah memfosil, terdapat banyak goresan ijiran yang menjelaskan 6 bulan bersistem kalender bulan. Temuan hampir serupa, dengan umur berbeda seputar tulang berkalender lunar ini, ada juga di Congo, Afrika, Eropa, Isturitz, Perancis.

Temuan arkeologis ini bermakna sebagai bukti penggunaan angka yang tertua yang pernah ada. Mereka sudah berhitung kuantitatif, mengenal siklus, dan mengglobal karena ditemukan di pelbagai belahan dunia.

Masa diciptakannya tulang kalender ini ada pada zaman Paleolitikum, zaman di mana mitologi dicirikan dengan supremasi dewa perempuan di Eropa. Citraan tentang dewa perempuan suci, sering digambarkan sebagai pemberi kehidupan, dengan menekankan menonjolnya buah dada, gerakan lembut, vulva, serta diguratkannya darah menstruasi sebagai simbol realisme, di lukisan dan relief, misalnya lukisan Venus dari Willendorf dan Laussel. Batu merah dan 13 titik bulan (dalam setahun, bukan 12) membuktikan bahwa pada zaman itu siklus menstruasi menjadi penanda penting dilakukannya perhitungan matematis. Ada juga citraan perempuan abstrak dari Dolni Vestonice, Republik Czech, serta batu cakram bergaris yang menandai siklus menstruasi.

Menstruasi, terhubung dengan matematika, siklus bulan, di mana perempuan memiliki motivasi, metode, dan kesempatan sebagai pemula notasi bulan (Grahn, 1993:156).

Menstruasi, Ritus Sakral

Peristiwa menstruasi itu sakral dan dari sinilah terjadi praktek matematika yang terkait antara tubuh perempuan (yang darahnya keluar) dengan yang transenden (langit, jagat raya).

Perempuan pula yang menjadi pemula (originator) tabu, ritus, dan “agama” di masa lalu, berdasarkan praktek menstruasi. Orang Polynesian mengenal “taboo“, yang berarti “peraturan” atau “yang sakral”. Kata yang berarti “menstruasi” dalam lidah Eropa adalah “regel” (Jerman), “regle” (Perancis), dan “las reglas” (Spanyol). Semua kata tersebut berarti “mengukur/menghitung”, “aturan”, dan “menstruasi”. Peradaban Islam memberikan aturan yang amat sangat panjang seputar menstruasi (haidh), serta konsekuensi hukum, sosial, dll. terkait darah menstruasi seorang perempuan.

Ritus menstruasi pada zaman dulu, sering berhadapan dengan kanon langit yang memposisikan manusia dalam hubungan “tuan-budak” (master-slave) dengan Yang Transenden, membawa praktek penghukuman dan pengucilan, atau tepatnya: pembedaan. Tidak selalu berarti negatif. Perempuan menstruasi, disendirikan dan diberi pakaian berbeda.

Ritus semacam ini banyak ditemukan di karya seni kuno.

Menstruasi, darah kotor yang mengalir itu, menjadi sebab terjadinya pembentukan karakter. Bagaimana perempuan harus menjaga kebersihan tubuhnya, bagaimana darah dikaitkan dengan imaji tentang

Metode mengatasi tubuh, merasakan kesadaran dengan Waktu (siklus), menjalani hari secara berbeda, adalah pekerjaan perempuan.

Penciptaan dan Pemisahan

Ide “pemisahan”, selalu muncul dalam folklore (cerita rakyat) di peradaban kuno. Dunia tercipta saat kegelapan dipisahkan dari cahaya. Suku Tsimshian Indians Amerika Utara dan Yunani, mengenal mitos sama, seperti pula ide tentang Tiamat (di Babylonia), Ahuramazda, dll., walaupun bahasanya berlainan: langit-bumi sebagai maskulin-feminin, cahaya-kegelapan, laut-daratan, adalah ide-ide tentang pemisahan dan keseimbangan. Yang Tertinggi menjadi “harmony” (keselarasan) dan “balance” (keseimbangan), bukan “sesuatu”, tetapi pemisahan yang menyatu.

Tiamat di masa Babylonia, adalah menstruasi yang dikeluarkan, pralambang rumit tentang alam. Nama ini juga dikenal perannya sebagai Gaia (Ibu Bumi yang mengalahkan Kronos, anaknya, yang menjadi bapaknya Zeus, dewa tertinggi).

Kesadaran “menjadi” perempuan, pada saat pengucilan maupun saat menjalani ritus, membuat perempuan mengenakan pakaian dan kosmetika. Praktek menggunakan penutup tubuh (veil, hijab) berasal dari menstruasi, saat perempuan “dibedakan” dari “yang lain” selama dia menstruasi. Praktek mengenakan kosmetika dari tanaman dan hewan, merupakan hasil kedekatan perempuan dengan sistem cocok tanam, demikian pula pemakaian aksesoris di lubang-lubang tubuh, untuk menjaga perempuan dari “kekuatan jahat”, berupa pemakaian gelang kaki, tindik, kalung, gelang, dan giwang.

Menstruasi, membawa banyak konsekuensi peradaban. Darah yang keluar dari tubuh perempuan itu, membawa ide matematika dan sistem penanggalan, pemisahan dan pembentukan karakter, termasuk pakaian dan kosmetika.

Kelak, ritual penyatuan dengan alam, berkomunikasi dengan Yang Suci, akan dikenal manusia sebagai agama dan peradaban manusia. Darah menstruasi, membentuk dunia yang sekarang kita alami bersama. [dm]

Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang
Fokus yang Terampas
10 Kekerasan Simbolik yang Sering Terjadi
25 Pemicu Psikologis yang Membuat Orang Membeli
Kekerasan Mimetis, Kelompok Kebencian Online, dan Festival Sejati
KEYWORD:menstruasi dan agamasejarah ilmu pengetahuansejarah menstruasiteologi menstruasi
olehDay Milovich
Ikuti
Webmaster, artworker, penulis tinggal di Rembang dan Kota Lama Semarang. Bekerja di 5 media berita.

Terbaru

Puisi

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025
Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang
Mengharap Kejujuran
Persamaan Mereka
Pilihan Perempuan

Terpopuler

CatatanMasalah

Hubungan Kita Harus Berakhir

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 13 Mei, 2020
Creative Agency Kamu Bermasalah
Periksa Akurasi Berita dengan Daftar Ini
Tentang Literasi Buku dalam Ketidakhadiran Literasi Finansial dan Digital
64. Bias Pemikiran Kelompok

SakJose adalah website milik Day Milovich. Khusus untuk orang kurang kerjaan.

Address:
Rumah Popo Jl. Branjangan No.10, Tj. Mas, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah 50174

Tulisan Unggulan

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025

Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang

Mengharap Kejujuran

Persamaan Mereka

Pilihan Perempuan

Satu Rahasia

Powered by:

  • HaloSemarang.id
  • JatengToday.com
  • IndoRaya.news
  • Mercusuar.co
  • MetroSemarang.com
  • MetroJateng.com
  • HOME
  • MANIFESTO
Baca: Menstruasi: Pembentuk Peradaban Manusia
Bagikan
  • /WORKSHOP
  • /STATUS
  • /INDEX
    • Indoraya News
    • Jateng Today
Baca: Menstruasi: Pembentuk Peradaban Manusia
Bagikan

Copyright (c) 2025

© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username atau email
Password

Lupa password?