in

Model Mental Versi Saya

Penjelasan lengkap tentang “model mental”. Spoiler: kamu butuh saat mengambil keputusan bisnis dan belajar.

Apakah model mental itu?

  • Cara meningkatkan perangkat kognitif, untuk membuat keputusan yang lebih cerdas dan strategis.
  • Deskripsi atas realitas yang bisa diterapkan di semua area kehidupan seseorang, tidak usang, dan bisa memberikan hasil segera, dalam bentuk membuat keputusan lebih baik.
  • Model mental adalah “.. konsep yang membantu menjelaskan, menganalisis, atau menavigasi dunia,” kata Gabriel Weinberg, Co-Founder dan CEO Duck Duck Go.
    Konsep ini tidak sepenuhnya saya anut, hanya saja sering membantu saya dalam men-decrypt realitas, memecahkan masalah, dan.mengambil keputusan.
  • Model mental itu semacam “operating system” (misalnya: Windows 10 bagi computer).
  • Model mental berbentuk seperangkat teori atau prinsip.
  • Model mental selalu berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung hidup dan pekerjaan mereka.

Gagasan “model mental” berasal dari Charlie Munger, dalam “The Psychology of Human Misjudgment”, 1995.

 

Video ini menjelaskan bagaimana psikologi diterapkan ke dalam bisnis dan bagaimana meng-upgrade cara berpikir. Kamu bisa baca transkrip video Charlie Munger tentang model mental, dari blog Farnam Street.

Charlie Munger berkata, “Kamu tidak bisa benar-benar tahu apa-apa jika hanya mengingat fakta-fakta terisolasi dan mencoba membalasnya. Fakta-fakta ini jika tidak tergantung pada teori kisi, tidak bisa kamu gunakan. Kamu harus punya model dalam pikiran. Kamu harus mengelola pengalaman dengan model ini.”.

5 Dimensi Kognitif Model Mental

Menurut Leary dan Wilson, dalam Prometheus Rising, karya Leary dan Wilson, ada 5 dimensi kognitif model mental. (1) Naluri. Paling mendasar. Dikodekan secara keras ke dalam otak dan DNA. Tidak berdasarkan pengalaman. Warisan nenek moyang, seleksi alam, dan kekuatan evolusi lain. Misalnya, ketika seseorang memutuskan: fight atau flight. Kita hanya bisa bereaksi terhadap konsep itu. Insting hanya bisa dikelola. (2) Iman. Iman merupakan bentukan kepercayaan seseorang. Iman tidak bisa dipakai sebagai model prediksi. (3) Preferensi. Berbasis “preferensi” (atau “pengaturan sesuai pilihan “saya””) dan pertimbangan yang sudah terfilter. (4) Logika. Cara berpikir dan bernalar tentang hal-hal yang belum jelas. Berdasarkan pengamatan induktif. Bisa memprediksi realitas, misalnya dengan “deduksi” (sering diterapkan Sherlock Holmes). (5) Bukti. Dimensi kognitif superior. Berbasis logika.

5 Dimensi Kognitif Model Mental. (Source: “Architecture of Mental Model”, eicorn.com, 2019

Setiap orang memiliki model mental berbeda. Sekali lagi, bergantung pada konteks dan pilihan. Orang dengan kepribadian tetap (fixed), cenderung memilih statis, tidak mau terbuka pada kemungkinan yang lebih baik. Kepribadian yang mau tumbuh (growth personality) cenderung dinamis dan adaptif.

(Image: eicorn.com)

Ada 3 kondisi yang harus ada untuk memasuki domain model mental: sistem, perubahan-status, dan ketidakpastian.

Singkatnya begini. Ada masalah, ketidakpastian, pekerjaan, dalam situasi apapun, orang memiliki model mental untuk menyelesaikan masalah. Modal mental orang itu berbeda-beda, tergantung pilihan dan keadaan (yang tidak pasti). Ada 1000 lebih model mental. Orang bisa menciptakan sendiri sesuai dunia yang sedang ia hadapi.


Berikut ini, model mental versi saya, yang sering saya pakai dalam hidup dan bekerja.

Question Reality, Be Paranoid

Ini manifesto hacker. Pertanyakan realitas, [dan] waspadalah. “Question” merupakan kata-kerja sekaligus kata-benda. Pikiran sebisa mungkin selalu dalam kondisi “write mode“, alias rajin bertanya dan mencatat temuan. Saya gunakan ini untuk seni mengamati kejadian dan pengalaman sehari-hari. Seperti kata Mr. Robot di serial “Mr. Robot”, “Enkripsi kita ada di dunia nyata.”. Saya menyukai paradigma hacker yang ingin mengakali keterbatasan sistem, untuk melampaui apa yang ada. Termasuk mempertanyakan ide-ide yang terwariskan.

Saya tidak terlalu percaya pada ide-ide terwariskan, entah itu dari orang-tua, agama, kebijakan, atau apapun yang dipaksakan harus diterima-begitu-saja. Sebaliknya, ketika berhadapan dengan hal-hal yang biasa, saya membuka “kemungkinan”. Hacking itu tentang metode berpikir dan bagaimana mengakali sistem.

Decision Making

Hampir setiap hari orang mengambil keputusan. Dari keputusan kritis (kamu mau beli rumah di mana) sampai microdecision (menu makan siang) yang di-exploit iklan Google untuk membujuk orang dalam mengkonsumsi barang, jasa, atau informasi.

Saya terinspirasi panduan membuat keputusan dari tulisan Steve Bryant, “24 Different Ways to Make a Decision” (24 Cara Berbeda untuk mengambil Keputusan) dari Steve Bryant, kemudian saya membuat cheat sheet untuk engambil keputusan dalam jenis masalah dan konteks berbeda. Saya sering bertanya kepada lembaga maupun pribadi tentang sistem pengambilan keputusan yang mereka pakai. Lebih sering, mereka tidak punya.

Art of War

Seni Perang Tsun Zu bukan hanya tentang berperang di medan pertempuran, tetapi dalam mengatasi dan menilai masalah. Saya selalu terapkan “seni perang” dalam bekerja. Gunakan strategi, taktik, seni, pembacaan sejarah, dan visi masa depan, sebagaimana dalam perang. Mulai bermain catur, negosiasi, mengapresiasi film, sampai “survival to be the fittest” dalam hidup, saya memakai “seni perang”.

Strategi Berpikir

Orang masih sering menerapkan proses berpikir sebagai bawaan (built-in), “natural”, dan dianggap bagian dari bakat. Sebaliknya, berpikir itu “skill” (kemampuan) yang bisa dipelajari. Sekolah dasar tidak “mempelajari cara belajar” (learning how to learn) dan perguruan tinggi jarang “memikirkan cara berpikir” (thinking how to think).

278

 

Saya mengenal Edward De Bono dari lapak buku bekas di Pasar Johar Semarang. Saya membeli 3 buku: Berpikir Lateral, Kursus 5 Hari Berpikir, dan Berpikir Praktis, pada tahun 1994. Setelah mengenal internet, saya membaca buku-buku Edward De Bono.

Tahun 2019 saya menulis “Strategi Berpikir” (terinspirasi Edward De Bono) dalam “memikirkan cara berpikir” (thinking how to think). Ini yang saya jadikan panduan bagi diri-sendiri ketika ingin berpikir kreatif, kritis, lateral, dan divergent.

“Strategi berpikir” menjadi panduan bagi diri sendiri, untuk memproses ide-ide baru dan mengatasi masalah.

Salah satu yang menarik, dalam tulisan itu adalah konsep berpikir divergen dan berpikir lateral. Berpikir divergent bisa menemukan banyak solusi dari 1 masalah, tidak sebagaimana berpikir convergent yang cenderung logis-analitis. Berpikir divergent merupakan jawaban tentang bagaimana mencintai proses. Edward De Bono mendefinisikan berpikir lateral sebagai, “Memecahkan masalah melalui pendekatan tidak langsung dan kreatif, menggunakan penalaran yang tidak segera jelas dan melibatkan ide-ide yang mungkin tidak dapat diperoleh dengan hanya menggunakan logika langkah-demi-langkah tradisional.”.

Logical Fallacy and Cognitive Bias

Sangat jarang terjadi, berpikir yang benar-benar terbebas dari kesalahan berlogika sekaligus terbebas dari bias kognitif. “Kecenderungan berpikir yang dapat mengarah pada penyimpangan sistematis dari standar rasionalitas atau penilaian yang baik.”.

Wikipedia memuat daftar kesalahan berlogika. Tidak perlu kamu hafalkan. Pilih dari “kesalahan” yang paling sering terjadi, baru kemudian detailnya.

Buster Benson membuat “ringkasan” berjudul “Cognitive Bias Cheat Sheet“, karena berpikir itu sulit. Infografik daftar bias kognitif, terlihat seperti ini:

cognitive bias cheat sheet
Daftar bias kognitif. (Credit: Buster Benson via Medium)

Kalau mau yang berbentuk kartu, ada tawaran referensi model mental seperti ini:

Versi mental model berbentuk kartu. (Image: imgur/airtable)

Tentu saja bisa kamu “copy base” (semacam “fork” code) kalau kamu login dengan Google.

Setiap membaca buku, artikel, mendapatkan pengalaman baru, saya tuliskan ringkasan yang bisa saya pakai-ulang, kemudian saya masukkan sebagai “model mental”.

Bukan berarti saya memakai sepenuhnya produk berpikir orang lain. Tidak. Saya mengakui teori orang lain, tetapi tidak menggunakan teori itu sepenuhnya. Saya belajar dari prinsip hidup Leonardo Da Vinci (untuk selalu membuat manual versi diri saya sendiri), Elon Musk (bahwa cara sekarang harus lebih baik dari kemarin), dan Nietzsche (yang membuat saya selalu lebih kuat setiap melewati pertarungan pemikiran). Harus ada “versi saya”, “lebih baik”, dan terus “bertarung”. Itulah yang membuat saya berbeda dari orang lain dalam menjalani hidup.

Beberapa buku, saya tunda “masuk” ke peta model mental versi saya. Tidak secara resmi saya akui, sebelum saya membuktikan kebenarannya. Saya percaya terhadap “truth by experience”, bukan sekadar kognitif. Apapun yang dikatakan baik bagi saya, belum tentu saya pakai.

Beberapa buku itu saya anggap sangat keren. Simon Sinek menulis Start with Why (Mulai dengan Mengapa), mengejutkan saya, ketika tahu bagaimana para pemimpin menginspirasi tindakan. Teori Power/Knowledge dan History of Sexuality Michel Foucault juga sangat keren dan mempengaruhi cara saya mengambil keputusan. Sebagai catatan, setiap hari saya membaca buku dan artikel.

Prinsip Pertama

Hilangkan semua asumsi dan hanya lihat pada apa yang telah terbukti. Berpikir prinsip pertama merekayasa-balik situasi yang rumit dan melepaskan kemungkinan kreatif, membantu mengklarifikasi masalah rumit, dengan memisahkan ide atau fakta dari asumsi. Yang tersisa adalah yang terpenting. Temukan first principle dari sesuatu. Selainnya, akan diturunkan dari sana.

Belajar, inovasi, mengatasi apa saja, kembalikan selalu ke prinsip pertama. Waspadai ide-ide yang kamu warisi. Kebiasaan lama dan bentuk-bentuk sebelumnya sering diterima tanpa pertanyaan dan, begitu diterima, mereka membatasi kreativitas.

Prinsip Pertama Elon Musk

Prinsip pertama: pertimbangan dasar yang tidak dapat dideduksikan lebih jauh. Mencapai kebenaran mendasar. Seperti ilmuwan berpikir. Ilmuwan tidak menerima apa pun sebelum bertanya, “Apa yang bertanya benar? Apa buktinya?”.

Analogi. Menguraikan proses ke bagian-bagian mendasar kemudian menyusun-ulang. Dekonstruksi-rekonstruksi.

Tidak perlu sampai ke tingkat atom. Naikkan 1 atau 2 dari orang kebanyakan.

Contoh penerapan ini, terjadi ketika John Boyd melakukan eksperimen yang menghasilkan kereta salju. Kamu punya perahu motor (motor, lambung kapal, alat ski), tank militer (roda plat logam, plat baja, pistol), dan sepeda (stang, roda, roda gigi, dan kursi).

Contoh lain terjadi ketika Johannes Gutenberg memadukan teknologi screw press (yang digunakan untuk membuat anggur) dengan jenis yang dapat dipindahkan, kertas, dan tinta.

Gutenberg bukan yang pertama, tetapi ia memiliki efisiensi. Gutenberg mengubah cara orang menyebarkan informasi serta memulai peradaban teks yang kelak menjadi media cetak, propaganda, periklanan modern, dll.

Solusi terbaik bukanlah solusi yang sudah dicari banyak orang. Hambatan utama pemikiran prinsip pertama: orang cenderung mengutamakan bentuk, bukan fungsi. Inovasi itu peningkatan fungsi-inti.

Cerita inovasi yang sangat dahsyat, terjadi ketika Tricia Wang melakukan riset di China. Hasil risetnya, Tricia “menjamin” bahwa orang China akan membeli ponsel yang “mirip Apple”, yang bisa mereka pakai untuk bermain, memotret, dan menyelesaikan pekerjaan. Nokia tidak percaya. Statistik Nokia, dengan data yang lebih banyak, mengatakan bahwa konsumen mereka “baik-baik saja”. Tricia mengingatkan, bahwa Nokia hanya berpijak kepada apa yang sudah ada. Nokia melakukan kesalahan bernama “mengoptimasi masa lalu”, memperbaiki apa yang sudah ada. Tidak melakukan lompatan. Akhirnya, Android menang, Nokia kalah karena tidak mau melakukan inovasi.

Cara Berpikir untuk Diri Sendiri

Kecenderungan manusia untuk “meniru” adalah penghalang umum bagi pemikiran prinsip pertama. Kegiiaan yang dilakukan 1 orang atau 3000 follower, tetaplah kegilaan. Orang sering memblokir pikirannya sendiri, tidak mau membuka kemampuan divergent. Mereka lebih suka bermain aman.

SKEMA ZONA NYAMAN. Keluar dari zona nyaman, melampaui rasa takut, mengalami pembelajaran, dan terus tumbuh. Keluarlah dari zona nyaman.

Banyak orang merasa nyaman, merasa bertemu dengan dunianya. Lalu tidak beranjak. Merasa berada di lingkungan tepat, bersama kawan-kawan yang disukai, atau menjalani pekerjaan yang sesuai hobinya, lalu hidupnya berada dalam lingkaran yang di situ melulu. Tidak bisa keluar. Termasuk dalam berpikir.

Waspadai ide-ide yang kamu warisi. Kebiasaan lama dan bentuk-bentuk sebelumnya sering diterima tanpa pertanyaan dan, begitu diterima, mereka membatasi kreativitas.

Perbaikan terus-menerus tidak sama dengan prinsip pertama. Peningkatan berkelanjutan cenderung terjadi dalam batas yang ditetapkan oleh visi asli. Sebagai perbandingan, pemikiran prinsip pertama mengharuskan kamu meninggalkan kesetiaan kepada “bentuk” sebelumnya, dan menempatkan “fungsi” di depan dan di tengah.

“Apa yang ingin kamu capai?” berarti “Apa hasil fungsional yang ingin kamu capai?”.

Optimalkan fungsi. Abaikan bentuk.

Massa Kritis

“Jumlah yang dibutuhkan untuk reaksi berantai tak berhingga”. Dalam marketing, kamu membutuhkan komunitas pengadopsi awal menjadi konsumen mandiri, untuk menyebar ke yang lain. Saya memiliki massa kritis 50 orang yang dapat berkembang menjadi 100 kali lipat.

“There is No Luck”

Saya suka bermain catur. Saya tidak percaya keberuntungan dalam kemenangan. “Spekulasi” (kata yang sebenarnya berarti “berpikir” namun sering disalahartikan sebagai “bertaruh, mencoba keberuntungan”) tidak ada dalam permainan catur. Yang ada hanya blunder (langkah-salah), langkah bagus, dan langkah terbaik. Semua langkah berasal dari apa yang saya pelajari dari para pemain terbaik, bagaimana saya memecahkan puzzle, variabel, kombinasi.

Nassim Nicholas Thaleb menuliskan 3 buku tentang bagaimana kebanyakan orang gagal ketika sudah bekerja keras. Mengapa sudah bekerja keras, tetap nggak kaya? Mengapa sudah belajar tekun, tetap tidak pintar? Karena mereka mengikuti pola, tanpa memperbaiki skill. Di mana tidak terjadi progress, berarti metodenya bermasalah. Selalu memperbaiki skill dan keluar dari pola adalah jaminan terbaik untuk menjadi “berbeda” dan unggul.

Saya beri contoh, ketika AdSense sangat ramai. Orang ramai menggunakan banyak cara. Saya tidak pernah mengikuti cara-cara blackhat, tidak pernah ikut seminar, yang berkaitan dengan AdSense. Saya justru belajar menulis artikel, MBA, dan psikologi. Saya sudah punya modal sebelumnya. Kesimpulannya, dengan mentarget CPC tinggi, optimasi content, dan menuliskan artikel terkait iklan, kita bisa mendapatkan 25-50 klik dengan harga per klik 5-6 dollar.

Namun saya tidak tertarik dengan AdSense. Prinsip kerja saya adalah: 1. Membuat skill dan jaringan saya bertambah, 2. Tidak menghabiskan waktu saya, dan 3. Saya bisa mengalami “kenaikan karir” ke level berikutnya. Uang akan datang sendiri, jika skill kita lebih baik.

Ketika cryptocurrency dianggap bukan pengubah-permainan di ekonomi digital, orang menganggapnya sebatas sebagai “mata uang” (currency) dan cara membayar. Sampai sekarang, orang tidak tahu cara kerja cryptocurrency jika mindset mereka masih di uang fiat. Lain halnya, kalau orang mau belajar. Namun cryptocurrency tidaklah mudah. Waktu itu, tahun 2016, butuh modal 29 juta untuk “mining” (menambang). Uang itu untuk beli hardware dan VGA, sesuai spesifikasi, dan barangnya langka. Kalau dapat, ada tahapan berikutnya: harus bisa merakit agar tahan selalu “on” 24/7 alias non-stop. Dan harus jalan dengan script khusus untuk mining. Memelihara hardware seperti ini, nggak cukup 1 PC. Listrik per bulan, Rp 1.500.000,00 (satujutalimaratusribu rupiah). Lihatlah harga cryptocurrency sekarang. Para penambang bisa duduk manis, memantau komputer yang selalu menyala, terhubung internet, dan memberikan peringatan kalau “off”. Tentu saja, berikutnya ada perkembangan. VGA sudah dianggap tidak efisien lagi, ganti hardware baru. Dan seterusnya. Informasi berharga seperti inilah yang bisa membuat hidup orang berubah.

Jadi, usaha buta (tanpa memprioritaskan memperbaiki skill) dan selalu mengikuti pola (tanpa mencari informasi terbaik), hasilnya adalah “rata-rata”. Hidupmu akan habis untuk mencari uang, memenuhi kebutuhan, dan menghabiskan waktu seperti orang lain.

Peta Bukan Wilayah

Peta realitas bukanlah realitas. Peta terbaik tetaplah tidak sempurna, mereka mereduksi realitas, namun penyederhanaan ini menjadikan peta berguna. Peta bisa berdasarkan kronologi, interest, sumberdaya, dll.

Aksi-Reaksi, Bukan Sebab-Akibat

Saya percaya semua hal yang terjadi merupakan jalinan variable yang tidak terjangkau. Tidak ada satu hal yang hanya disebabkan satu hal utama. Saya menyederhanakannya dengan “aksi-reaksi”. Saya tidak bisa mengendalikan apa yang dilakukan orang lain, tetapi saya bisa mengendalikan reaksi saya atas apa yang dilakukan orang lain.

Lingkaran Kompetensi

Ketika ego dan bukan kompetensi mendorong apa yang kita lakukan, kita memiliki titik buta. Sadari di mana keunggulan dan titik-lemah kamu. Pahami lingkaran kompetensi, sebelum melangkah dan mengambil keputusan.

Berpikir Probabilistik

Memperkirakan dengan menggunakan beberapa alat matematika dan logika, untuk meningkatkan akurasi, untuk hasil yang terukur dan paling “mungkin”.

Pembalikan

Pembalikan berarti mendekati situasi dari ujung titik awal alami. Sebagian besar dari kita cenderung berpikir satu arah tentang suatu masalah: maju. Pembalikan memungkinkan kita untuk membalik masalah dan berpikir ke belakang. Kadang-kadang baik untuk memulai di awal, tetapi bisa lebih bermanfaat untuk memulai di akhir.

Proximate vs Root Cause

“Penyebab langsung adalah peristiwa yang paling dekat dengan, atau segera bertanggung jawab untuk menyebabkan, beberapa hasil yang diamati. Ini ada kontras dengan penyebab utama tingkat tinggi (atau penyebab distal) yang biasanya dianggap sebagai alasan ‘nyata’ sesuatu terjadi.”. Contoh kasus: Mengapa nilai mata kuliah X saya dapat C? Selidiki dengan menerapkan bertanya “5 Mengapa” agar bertemu akar masalahnya.

Crowdsourcing.

“Proses mendapatkan layanan, ide, atau konten yang dibutuhkan dengan meminta kontribusi dari sekelompok besar orang, terutama komunitas online, bukan dari karyawan atau pemasok.” Lawan dari Kecerdasan Kolektif dan Efek Ikut-ikutan, fenomena di mana tingkat pengambilan kepercayaan, ide, mode dan tren meningkat semakin banyak bahwa mereka telah diadopsi oleh orang lain.”

  1. Metode Ilmiah. “Pengamatan sistematis, pengukuran, dan percobaan, dan perumusan, pengujian, dan modifikasi hipotesis.” Saya suka metode ilmiah, hanya jika terkait produktivitas.
  2. Membuktikan Bukti. Nilai dan periksa input yang ditolak dengan kenyamanan kamu dengan cara berpikir organisasi atau individu-panutan kamu. Aldous Huxley, “Fakta tidak ada karena diabaikan.”

Desentralisasi

Tidak ada sentralisasi secara politis, tidak ada titik-pusat kegagalan infrastruktur, hanya ada 1 keadaan sentral yang disepakati bersama. (Vitalik Buterin, dalam Ethereum)

Game Theory

Kamu harus punya strategi dan taktik agar keuntungan maksimum pesaingmu dapat kamu minimalkan.

Asimetri Informasi

Satu pihak memiliki kualitas dan kuantitas informasi lebih banyak dari pihak lain. Contoh: dokter lebih mengerti penyakit pasien daripada pasien itu sendiri.

Strategi Baik dan Strategi Buruk

Rumelt dalam Good Strategy Bad Strategy menjelaskan: Strategi buruk bukanlah tidak adanya strategi baik. Strategi buruk berasal dari kesalahpahaman (misunderstanding) dan disfungsi kepemimpinan (leadership disfunction).

Ciri Strategi Buruk. Omong kosong yang disamarkan dalam bentuk konsep atau argumen. Gagal melihat tantangan. Hanya menyatakan rencana, tanpa bagaimana mengatasi tantangan. Ditetapkan seseorang demi mencapai tujuan, namun gagal mengatasi masalah kritis.

Strategi Baik. Tidak didasarkan pada satu konsep unggul. Tidak diperlukan seseorang untuk memilah-milah omong kosong legalistik tentang perbedaan antara visi, misi, tujuan, strategi, tujuan, dan pemikiran.Tidak membagi strategi tingkat perusahaan, bisnis, dan produk. Strategi baik sangat mudah dan jelas.

Strategi baik memiliki struktur-dasar (kernel), berikut: (1) Diagnosis. Mendefinisikan atau menjelaskan sifat tantangan. Menyederhanakan realitas rumit ke dalam masalah kritis. (2) Kebijakan panduan. (3) Serangkaian tindakan koheren.

Model mental ini selalu berubah, lebih sering bertambah. Tanpa model mental, cara saya mengalami hidup dan pekerjaan, akan bermasalah.

Seperti apa model mental kamu? [dm]

Written by Day Milovich

Webmaster, artworker, penulis.