“Funnel” artinya “corong”. Marketing funneling, mirip penyaring. Dari atas, banyak yang masuk, setelah melewati corong, hanya yang terbaik yang kita terima. Seperti proses dari Like, Comment, menjadi pelanggan berbayar. Yang paling akhir diterima, itulah yang paling menjadi duit.

Posting content gratis di media sosial. Untuk memperlihatkan: Kamu bisa. Expert di area yang kamu tuliskan. Kamu menyelesaikan “suatu masalah”. Teks singkat (seperti di X dan Thread), resource yang kamu bagikan, semua itu bisa menjadi awal yang bagus.

Posting yang luar biasa di media sosial. Yang membuat orang berkata, “Tulisan kamu sangat waow. Tidak terpikirkan orang lain. Ternyata..”. Ini tentang kualitas. Tujuan dari posting seperti ini, agar mereka menyadari kehadiran kamu, sebagai pemandu perjalanan mereka.

Terakhir, terjadilah transaksi. Mereka “membeli” produk atau layanan kamu. Untuk kasus penulis, mereka mau berlangganan newsletter kamu.

Bagian awal, semua penulis bisa. Ini bagian informasional. Semua orang suka, bisa, sekaligus sangat biasa. Mereka yang masih gencar di bagian awal ini, terlalu lancar dan sebatas meniru penulis lain. Jangan berhenti di sini, kecuali kamu ingin ditinggalkan pembaca.

Bagian akhir, semua penulis ingin. Ini bagian transaksional.

Bagian mana yang paling penting? Bagian tengah.

Menulis content yang “waow” di media sosial itu tidak mudah. Seminggu sekali, yang mirip “tower” di antara content kamu yang lain, itu sangat tidak mudah. Jika kamu belum siap mengerjakan “bagian tengah” ini, kamu belum siap membuat newsletter.

Apa yang paling penting untuk kamu kerjakan ketika membangun “bagian tengah”?

Melakukan percakapan (conversation). Ini bagian yang berat.

  • Memancing komentar.
  • Memberikan tanggapan.
  • Menjawab pertanyaan.
  • Saran. Informasi tambahan.
  • Mengakui kalau tulisanmu ada kelemahan.
  • Membenarkan komplain mereka.
  • Berpikiran terbuka.
  • Tidak selalu “benar”.
  • Humble.
  • Mendengarkan ketika harus mendengarkan.
  • Memberikan perspektif alternatif, bukan gencar melancarkan link “tulisan saya yang lain”.

Jika kamu belum siap mengerjakan “percakapan” (conversation) dengan pembaca, kamu belum siap membuat newsletter.

Penjualan menjadi mudah, ketika calon pembeli sudah sering berbicara denganmu. Mereka sudah kenal kamu. [dm]