Dengan menggunakan website ini, kamu setuju dengan Kebijakan Privasi dan Syarat Penggunaan. Tenang, ini bukan web komersial dan nggak ada spam.
Terima
Sak JoseSak JoseSak Jose
Pemberitahuan Lebih banyak
Ubah Ukuran FontAa
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Baca: Paradoks Toleransi
Bagikan
Ubah Ukuran FontAa
Sak JoseSak Jose
  • Artikel
  • Note
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Search
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
Catatan

Paradoks Toleransi

Day Milovich
Minggu, 18 Februari, 2024
Bagikan
Bagikan

Ketika menentukan pilihan, orang lebih terbawa ke budaya, daripada mengikuti metode ilmiah yang sudah terbukti.

Apa kata “realitas”? Bicara tentang “realitas”, tetap saja, kebanyakan orang lebih suka ikatan budaya, tekanan kelompok, dan hasrat berafiliasi. Berdebat tentang fakta, dalam banyak situasi, bukan cara terbaik dalam menyampaikan pandangan.

“Alasan berhendak baik” bisa diringkas menjadi pertanyaan ini, “Jika saya tunjukkan versi ilmiah tentang masalah ini, apakah kamu mau mengubah pandangan lama kamu dan menerima alternatif yang berhasil?”.

Budaya bukanlah sesuatu yang kita paksakan untuk mengungguli analisis rasional. Yang sebaliknya, lebih sering berhasil. Bukan hanya budaya. Agama, tradisi, pandangan lama, sering tidak mau berubah.

Saya sering bertemu orang-orang yang mengaku sangat mencintai agama mereka, sekaligus menghormati pandangan agama lain, yang berbeda dari mereka. Mereka mengaku toleran, tidak memaksakan kebenaran, sekalipun praktik yang terjadi berbeda. Mereka menganggap, “sains” hanyalah opini dan penjelas yang harus sejalan dengan apa kata pedoman agama.

Paradoks ini terjadi: mereka bilang menghormati “kebenaran” versi agama lain, tidak mau bertikai, berada dalam satu forum dan berdialog dengan penganut agama lain, namun di sisi lain mereka tidak mau melakukan dialog dengan biologi, sejarah, geografi, genetika, dll.

Tindakan mereka sudah menyangkal perkataan mereka sendiri.

Akhirnya, “tahu” dan “percaya” bukanlah kata yang bisa duduk bersandingan dengan mudah. [dm]

Mengharap Kejujuran
Persamaan Mereka
Pilihan Perempuan
Satu Rahasia
Menjadi Entrepreneur
olehDay Milovich
Ikuti
Webmaster, artworker, penulis tinggal di Rembang dan Kota Lama Semarang. Bekerja di 5 media berita.

Terbaru

Puisi

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025
Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang
Mengharap Kejujuran
Persamaan Mereka
Pilihan Perempuan

Terpopuler

CatatanMasalah

Hubungan Kita Harus Berakhir

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 13 Mei, 2020
Creative Agency Kamu Bermasalah
Periksa Akurasi Berita dengan Daftar Ini
Tentang Literasi Buku dalam Ketidakhadiran Literasi Finansial dan Digital
64. Bias Pemikiran Kelompok

SakJose adalah website milik Day Milovich. Khusus untuk orang kurang kerjaan.

Address:
Rumah Popo Jl. Branjangan No.10, Tj. Mas, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah 50174

Tulisan Unggulan

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025

Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang

Mengharap Kejujuran

Persamaan Mereka

Pilihan Perempuan

Satu Rahasia

Powered by:

  • HaloSemarang.id
  • JatengToday.com
  • IndoRaya.news
  • Mercusuar.co
  • MetroSemarang.com
  • MetroJateng.com
  • HOME
  • MANIFESTO
Baca: Paradoks Toleransi
Bagikan
  • /WORKSHOP
  • /STATUS
  • /INDEX
    • Indoraya News
    • Jateng Today
Baca: Paradoks Toleransi
Bagikan

Copyright (c) 2025

© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username atau email
Password

Lupa password?