Pada suatu hari, saya bertanya kepada seorang kawan, bagaimana ia bisa menahan diri untuk tidak bercerita tentang apa yang ia mengerti. Tidak mau melayani perdebatan, apalagi di media sosial, sekalipun saya tahu ia lebih memahami masalah yang sedang mereka bahas.
Satu hal yang ia ajarkan kepada saya, “Teruslah menulis. Itu kesempatanmu -mengingat- masa depan.”
Apakah dia pintar menulis? Tidak. Sering typographical error, tidak tahu cara mengaktifkan spelling and grammar di browser, tidak menguasai bahasa asing, dan cara mengorganisasi file yang sangat kacau. Ia pintar “mengapresiasi” karya seni dan menyenangkan ketika mengulas lagu. Tentu saja, dengan cara bicara yang tidak seperti orator ulung. Sangat buruk.
Yang mengagumkan, ia punya satu tindakan, yang tidak pernah selesai ia lakukan. “Saya fokus memperbaiki sistem.”. Topik yang ia pilih lebih baik, caranya verifikasi fakta juga lebih baik, dan lebih banyak “aliran” ia rangkul.
Ia menceritakan rahasianya.
“Pengetahuanmu tentang Bulan, tidak bisa kamu sampaikan, hanya dengan menunjuk ke arah Bulan. Bisa jadi, orang hanya memperhatikan jari telunjukmu, bukan membahas Bulan yang kamu ceritakan.”.
Jangan fokus pada kulit. Fokus pada tindakan untuk memperbaiki sistem. Lakukan itu, sekalipun harus bekerja sama dengan musuhmu.
Itulah masalahnya. Kebanyakan orang, menyukai komplain terhadap perbaikan sistem, sampai yang dibahas selalu bagaimana birokrasi untuk melakukan perubahan, lewat siapa, dengan bahasa seperti apa, dan berapa biayanya.
Mereka fokus pada komplain, bukan fokus pada perbaikan sistem. Mereka mempermasalahkan “jari telunjuk”, bukan membahas Bulan.
Menjawab komplain dengan baik, akan menjadi tidak baik, ketika masalah yang terjadi selalu sama (atau lebih buruk). Kata “maaf”, tidak terasa “maaf”, hanya sesuai yang tercantum di buku manual, karena masalah sebenarnya belum terselesaikan. Kata “maaf” tidak membuat seseorang boleh melakukan apa saja. “Toleransi”, jika hanya sebatas kulit, sebatas meredam konflik, tidak akan berhasil menyentuh wilayah “kerja sama”.
Yang kamu butuhkan, bukan tentang menjawab dengan baik (bagaimanapun, memang perlu), tetapi memperbaiki sistem menjadi lebih baik.
Tidak ada aplikasi yang membuat seseorang menjadi produktif. Tidak ada “tekan tombol” yang bisa mengubah “mengantuk” menjadi “kembali bersemangat”. Tidak ada yang terjadi begitu saja.
Singkatnya, ketika forum bicara tentang perubahan, kita perlu bertanya, “Kita sedang komplain atau benar-benar sedang menentukan langkah perubahan?”.
Kecerdasan bukanlah milik kata-kata, meskipun mikropon dan podium, sering menelan lautan manusia dengan kata-kata. Kebenaran, kekuasaan, masih sering berwajah kata-kata. Tidak punya program andalan yang bisa dikerjakan bersama, tidak bisa kita tutupi dengan foto ganteng dan cantik “Pilih Saya..”. Tersenyum tidak bisa menutupi tindakan yang belum kamu lakukan.
Kita bisa memaafkan kesalahan orang lain, jika fokus pada perbaikan sistem. Kita bisa elaborasi dan mendengarkan orang lain, jika fokus pada perbaikan sistem.
Tan Malaka pernah menjadi penjarah di Surakarta, namun segera berhenti ketika ia dan kawan-kawannya tahu, Kemerdekaan Indonesia bisa menjadi awal perjalanan bangsa yang mandiri. Pramoedya pernah dipenjara di Pulau Buru, namun dia meminta anaknya diajari shalat ke musuhnya, sekalipun mereka berbeda pandangan tentang agama dan politik. Orang-orang ini mengerti, ada yang lebih penting dibandingkan “komplain”, yaitu “perbaikan sistem”.
Ketika di suatu forum sastra, dialog politik, segala macam perkumpulan yang menggagas kebaikan, saya sering mendengar komplain, keluhan, tentang “betapa sulitnya..” dan “ketidakmungkinan untuk..” yang datang seperti tak-pernah selesai, lalu ada pertikaian di pinggiran, saya selalu mengatakan, kepada kawan-kawan yang masih percaya perubahan, bahwa kita tidak sedang komplain. Kita sedang menggagas perubahan bersama.
Dengan cara seperti itulah, sebaiknya kita bersalaman dan bicara dalam satu lingkaran.
Saya sering menemukan teknisi yang sulit-bicara, namun bisa mengatasi masalah dengan tuntas. Dokter yang kurang ramah, namun tahu cara mengobati penyakit berat. Mereka berada dalam keadaan sama: sistem yang lebih baik. Mereka fokus di sistem yang lebih baik, bukan cara menyampaikan masalah.
Mengherankan, kalau di sebuah kantor, terdapat aturan untuk orang-orangnya sendiri, yang sudah ada di tempat lain: “Dilarang buang sampah sembarangan”. Mereka menunjukkan masalah. Bukan mengatasi masalah.
Lari dari masalah dan sopan dalam menjelaskan, tidaklah menyelesaikan masalah, sampai kamu memperbaiki sistem.
Kamu tidak harus menunjuk ke Bulan untuk mengatakan pengetahuanmu tentang Bulan. Kamu tidak harus fokus pada keindahan komplain dan serunya protes. Fokus memperbaiki sistem. [dm]