Masalah baru “terlihat” dan dianggap sebagai masalah, jika kita bisa menujukkan konsekuensi negatif masalah ini jika tidak kita selesaikan.
Kita mendengar kata “kemiskinan”, “korupsi”, disebutkan seribu kali sehari. Berapa persen pembaca/audien yang menganggap itu penting?
Metode yang kita pakai, dengan menunjukkan konsekuensi negatif, memperlihatkan dampaknya di masa depan.
Bagaimana cara menunjukkan konsekuensi dan dampak negatif?
Berikut ini, outline yang bisa kamu pakai (sebagian atau semua) untuk menujukkan konsekuensi negatif kepada pembaca, jika masalah yang kamu sampaikan tidak terselesaikan.
- Skenario di masa depan, jika masalah ini tidak ditangani.
- Statistik menakutkan. Dampak nyata, bukan sekadar angka, rata-rata, dan persentase. Berikan konteks data.
- Kisah nyata dan testimoni. Kesaksian korban.
- Pengalaman buruk penulis, yang bisa terjadi pada orang lain.
- Pembandingan dengan kasus atau isu lain yang serupa.
- Ungkap kegagalan saat ini. Soroti akibat dari ketidakpeduliaj terhadap masalah ini.
- Analogi untuk menjelaskan kompleksitas masalah dan implikasi jangka panjang. Kalau mudah dipahami, orang akan merasa ini logis, dan menyentuh perasaan.
- Infografis ynag menyentuh perasaan secara visual.
- Pertanyaan retoris untuk membuat pembaca merenungkan konsekuensi dari tidak bertindak.
- Tren negatif yang sekarang terjadi, serta konsekuensi negatif, jika oorang tidak peduli.
- Cari relevansi dengan kehidupan pembaca. *Ini sebabnya, tulisan kaku harus segmented.
- Membingkai masalah. Kaitkan dengan ancaman terhadap kebutuhan positif manusia: biologis, keamanan, nilai-nilai sosial.
- Buat sorotan kegagalan kepemimpinan, karena “tidak bertindak” mengatasi masalah ini.
- Kerugian finansial dan dampak bagi oekerjaan.
- Implikasi sosial dan kesehatan.
- Katakan bahwa “bertindak sekarang” itu peluajg terbaik, aman, dan punya pengaruh besar terhadap hidup dan pekerjaan mereka.
Kamu bisa menyusun daftar yang lebih banyak lagi. Sesuaikan dengan masalah yang kamu sampaikan. [dm]