Dengan menggunakan website ini, kamu setuju dengan Kebijakan Privasi dan Syarat Penggunaan. Tenang, ini bukan web komersial dan nggak ada spam.
Terima
Sak JoseSak JoseSak Jose
Pemberitahuan Lebih banyak
Ubah Ukuran FontAa
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Baca: Tentang Kata “Tetapi”
Bagikan
Ubah Ukuran FontAa
Sak JoseSak Jose
  • Artikel
  • Note
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Search
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
Menulis

Tentang Kata “Tetapi”

Day Milovich
Jumat, 26 Agustus, 2022
Bagikan
Bagikan

Saya melakukan “sweeping”. Mencari kata “tetapi” di tulisan saya. Saya buat keputusan: “Sebisa mungkin, saya akan kurangi pemakaian kata -tetapi- dalam tulisan dan percakapan.”.

Lihatlah, seberapa sering lawan bicaramu mengatakan “tetapi..” di tengah pembicaraan.

Betapa sering saya mendengar kata “tetapi”.

  • Itu ide yang bagus, tetapi..
  • Saya mau, tetapi..
  • Sudah saya coba, tetapi..
  • Sebenarnya saya punya kesempatan waktu itu, tetapi..
  • Saya masih ingin di sini, tetapi..
  • Itu baik, tetapi..

Para guru dan orang tua, sering mengatakan “tetapi”. Mereka sering meringkas pengalaman dan “petunjuk terbaik” dengan kata “tetapi”.

” Tetapi” memberikan syarat.

“Tetapi” salah satu kata-sambung, membuat kalimat menjadi majemuk, namun bersyarat.

Orang yang dituakan, yang dianggap berpengalaman, mengatakan “tetapi..” untuk memberikan peringatan, syarat, dan kadang kemalasan.

“Tetapi” sering membuat orang mundur ke masa lalu, ke pengalaman.

“Tetapi” itu bagus, jika untuk antisipasi kemungkinan buruk dan untuk mengatasi masalah. Bukan untuk memberikan -judgement- (penghakiman).

Tidak jarang, “tetapi..” muncul sebelum seseorang mendengarkan penjelasan. Mereka sudah menukas atau menyimpulkan dengan “tetapi..”.

Belum identifikasi masalah, sudah mengatakan “tetapi”.

Kata “tetapi..” berkaitan dengan bagaimana menurut “saya”, dan ada apa setelah ini. Misalnya, “Saya bisa selesaikan ini, -tetapi-..”.

Ada ide bagus di balik “tetapi..”, dan setelahnya ada langkah-langkah perbaikan, pembelajaran, pembaruan, dan penyelesaian, agar “tetapi..” tidak ada lagi.

Kata “tetapi..” tidak menganggap suatu ide itu salah, tetapi setiap ide selalu bersyarat, membutuhkan hal lain, agar ide kamu tidak menjadi pemborosan.

Asalkan kamu berkomitmen kepada konsekuensi setelah kata “tetapi..” muncul, maka “tetapi..” itu baik.

Tidak ada ide yang terbuang. Buatlah perbedaan, dengan menunda mengucapkan “tetapi..” sebelum kamu tahu masalah yang kamu hadapi.

Sebisa mungkin, buatlah komitmen untuk menghapus “tetapi..”.

Percaya atau tidak, kata “tetapi..” justru sering muncul dari orang-orang yang menyatakan dirinya terlibat, mengerti, memiliki empati, dewasa, dan orang dekat kita.

Guru berkata, “Kalian harus rajin belajar, baca buku, tetapi jangan lupa..”. Politisi memberikan bantuan untuk orang-orang yang dulu pernah dukung mereka, “Kita berikan untuk siapa saja yang membutuhkan, tetapi..”.

Seberapa sering orang di sekitarmu mengucapkan “tetapi..” di balik jawaban mereka?

Buatlah “tetapi..” ketika kamu akan mengerjakan sesuatu, sebagai antisipasi, bukan untuk menghambatmu.

“Aku mau mencintai kamu, tetapi..”.

Jangan terlalu percaya “tetapi..” dari orang lain. [dm]

Menulis Portofolio Pekerjaan
Belajar Bicara
Saya Punya Tanda Baca dan Sistem Penulisan Sendiri
Menjadi Penulis Bayangan
Perlakuan untuk Buku Non-Fiksi
olehDay Milovich
Ikuti
Webmaster, artworker, penulis tinggal di Rembang dan Kota Lama Semarang. Bekerja di 5 media berita.

Terbaru

Puisi

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025
Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang
Mengharap Kejujuran
Persamaan Mereka
Pilihan Perempuan

Terpopuler

CatatanMasalah

Hubungan Kita Harus Berakhir

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 13 Mei, 2020
Creative Agency Kamu Bermasalah
Periksa Akurasi Berita dengan Daftar Ini
Tentang Literasi Buku dalam Ketidakhadiran Literasi Finansial dan Digital
64. Bias Pemikiran Kelompok

SakJose adalah website milik Day Milovich. Khusus untuk orang kurang kerjaan.

Address:
Rumah Popo Jl. Branjangan No.10, Tj. Mas, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah 50174

Tulisan Unggulan

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025

Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang

Mengharap Kejujuran

Persamaan Mereka

Pilihan Perempuan

Satu Rahasia

Powered by:

  • HaloSemarang.id
  • JatengToday.com
  • IndoRaya.news
  • Mercusuar.co
  • MetroSemarang.com
  • MetroJateng.com
  • HOME
  • MANIFESTO
Baca: Tentang Kata “Tetapi”
Bagikan
  • /WORKSHOP
  • /STATUS
  • /INDEX
    • Indoraya News
    • Jateng Today
Baca: Tentang Kata “Tetapi”
Bagikan

Copyright (c) 2025

© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username atau email
Password

Lupa password?