Prinsip itu sangat berbahaya. Bias berpikir “sunk cost fallacy”, atau kesalahan biaya-hangus.
Melanjutkan sesuatu yang hasilnya nggak akan menyenangkan, rugi lebih banyak, tetapi tetap dilanjutkan karena sudah separuh-jalan.
Bukan hanya masalah bisnis. Sudah terlanjur menerima cintanya, sudah terlanjur menikah, sudah terlanjur percaya.
Masalahnya, orang lebih suka “melanjutkan” daripada “bergeser” untuk pindah kemudi atau menetapkan jalur lain.
Jadi, pertanyaannya, “Mengapa kamu masih di sini?”.
Banyak orang “tetap di tempatnya sekarang”, tanpa berpikir “mengapa” dia di situ.
Mengapa kamu masih mau pakai paket data dengan batasan 500MB per hari dan kena FUP?
Mengapa kamu masih suka menjadi freelancer?
Mengapa kamu masih main game itu juga?
Padahal ada alternatif yang lebih baik. Padahal dunia luas menunggu kaki kamu melangkah.
Kawan saya setia di perusahaan yang jelas-jelas tidak akan promosikan dia dan tidak melakukan ekspansi. Kreativitas dan karir yang mati. Mereka punya keuangan bagus, kerja tidak terlalu berat, secara sosial dihargai, dan untuk sampai di “tempat sekarang” dia melewati perjuangan panjang.
“Biaya-hangus” (sunk cost) memiliki kekuatan pengikat. Opsi yang kamu tawarkan, masih kalah melawan zona-nyaman mereka
Mereka menjawab, “Saya sudah berjuang untuk sampai ke sini. Tempat ini nyaman. Saya tidak mau pikirkan opsi lain karena itu berarti saya berhadapan dengan resiko lain dan pertunjukan berbeda.”.
Tidak jika kamu pekerja informasi dan berpikir kreatif. Mereka yang berada di informasi kreatif, bisa berpindah dengan cepat, dalam bentuk karya, namun mereka tidak menyukai mobilitas geografis. Mereka tidak mau menerima perintah, “Harap ke sini sekarang..”.
Mereka memiliki hak istimewa dan tanggung jawab untuk tidak mengabaikan pekerjaan mereka. Sekalipun belum pernah bertemu tatap-muka, pekerjaan harus selesai.
Tidak ada “sudah terlanjur”. Tidak ada yang mau diremehkan, karena ini tentang tanggung jawab. [dm]