Kamu tidak perlu menceritakan dengan detail, berapa ongkos produksi yang kamu keluarkan, berapa biaya transportasinya, dst. Apalagi ada kebohongan di dalamnya, hanya agar terdengar masuk akal. Orang akan bandingkan tawaran kamu dengan harga lain, kalau kamu menggiring orang ke arah harga. “Ah, ternyata di Shopee lebih murah.”.
Bersaing di harga, hasilnya banting-harga. Yang menang di persaingan harga adalah yang paling rendah terjun bebas. Tidak menguntungkan bagimu.
Adam Smith dan David Ricardo berpendapat, semua nilai berasal dari kerja, dan nilai sesuatu adalah dalam jumlah kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Bicara tentang harga, Adam Smith dan David Ricardo akan menghitung “secara tradisional” berapa ongkos yang dibutuhkan untuk produksi dan tenaga.
Henry George menganggap, ide tersebut suatu kemunduran, usang, dan tidak-layak bersaing. Nilai sesuatu terletak pada seberapa banyak tenaga kerja yang bersedia kita tukarkan untuk itu.
Akan lebih menguntungkan jika harga ditentukan berdasarkan nilainya. Tetap akan ada banyak pembeli yang tertarik karena nilainya.
Kamu tidak selalu menjual baju. Mungkin kamu menjual layanan. Pada layanan semacam desain web, yang terjadi adalah pola keuntungan “multiplier”, perkalian. Yang dihitung bukan ongkos produksi dan upah. Mereka menghitung “nilai” pekerjaan ini.
Tidak masalah, kamu jual sesuatu yang produksinya hanya menghabiskan Rp3.500 dengan harga Rp35.000 (10 kali lipat) jika memang itu nilai yang kamu tawarkan. [dm]