Ketika saya memasuki suatu komunitas, berinteraksi dengan mereka, saya selalu bertanya, “Budaya seperti apa yang terjadi di sini?”.
Melihat lebih dekat, menyangkal banyak kesan.
Ketika memasuki Komunitas X, yang konon (dari luar) terlihat terdiri dari orang-orang pintar dan religius, ternyata budaya yang tumbuh di sana adalah kepatuhan, pemujaan, dan ketakutan. Apa yang semula saya lihat di Komunitas Y berisi orang-orang yang egaliter dan ilmiah, ternyata budaya yang berjalan adalah budaya berbahasa yang ditegakkan dengan peraturan sebelum Abad Kegelapan. Sedikit-sedikit, “arti kata” dan “nalar bayani”. Mereka bahkan tidak menyadari sebagian besar sikap antisains dan filsafat Yunani Kuno selalu mereka agungkan dengan bungkus buku-buku humaniora berumur ratusan tahun.
Kadang saya merasa beruntung, berjarak dengan mereka, agar bisa menyampaikan pendirian dan pendapat, sebagai “orang luar”. [dm]