Nervous. Gemetaran.. ketika bicara di depan publik.
Sebenarnya kita berani bicara. Yang bikin takut itu kalau bicara di depan publik. Ada kata “publik” yang bermasalah di balik itu. Kalau kamu selesaikan “publik” itu, kamu tidak gemetaran lagi.
Anggap saja, publik ini hanya 10 orang. Kita berani bicara dengan mereka, satu per satu. Ketika mereka berkumpul, mereka menjadi “publik” dan kita kesulitan menggambarkan seperti apa “publik” ini.
Bicara di depan publik sudah dianggap sebagai moment yang sangat berharga, tidak boleh salah, berisi orang-orang yang akan mengadili kita dengan teriakan atau diam mereka.
Tidak menakutkan, kalau kita tahu, ada kesempatan untuk menilai mereka. Terutama sebelum bicara di depan publik.
Mereka memilih kamu. Mereka memberikan perhatian, selama 10 menit, untuk mendengarkanmu. Kalikan 10-100 orang. Ifu moment istimewa.
Mereka menunggu apa yang akan kamu katakan, mencari bagian terpenting dari pembicaraan kamu.
Mereka hanya sedang bercermin dan kamulah bayangannya, di mana mereka bertanya, “Apa yang terjadi kalau saya bicara di depan?” — dan kamu pernah menjadi penonton seperti mereka.
Kamu bisa berlatih bicara di depan cermin. Atau ketika di kafe, kamu diam, menatap mereka satu per satu (tentu saja, mereka tidak memperhatikan kamu) dan mulai mengucapkan pidato kamu dalam hati.
Ketika kamu sedang bicara dengan 2 orang, kamu bisa berlatih bicara di depan publik. Ketika kamu rapat, kamu bisa berlatih bicara di depan publik.
Kalau kamu pernah bosan dengan pidato orang, faktor yang paling utama, itu karena mereka kurang wawasan. Mereka mengatakan hal yang nyaris sama. Terlalu sedikit “pelajaran” yang bisa dibawa pulang.
Seandainya kamu seorang peneliti, atau orang yang berpengalaman tentang apa yang kamu bicarakan, lalu kamu hanya diberi kesempatan 7-10 menit untuk bercerita, pasti kamu akan merasa kekurangan waktu. Lihatlah pidato di TED. Mereka bicara 7-20 menit, rata-rata 12 menit, untuk menceritakan pandangan hidup mereka, penelitian mereka, apa yang mereka tahu dan alami.
Dan tidak harus berapi-api. Tidak semua pidato bagus disampaikan dengan orasi yang membakar. Banyak pemikir dan orator pintar, pidato dengan datar. Setelah selesai, orang-orang membincang apa yang ia sampaikan.
Kata-kata datar itu menjadi pukulan, sentakan, dan jerat, yang membuat orang mendiskusikan apa yang ia katakan.
Bicara di depan publik, lebih banyak didominasi oleh acting. Keahlian dan pengalaman kamu, tidak bisa dibungkus dengan acting.
Jujur, bicara apa adanya berdasarkan apa yang kamu tahu dan lakukan, serta mengajak semua orang terlibat (untuk memikirkan pembicaraanmu), itu lebih kharismatik dibandingkan acting yang memukai sesaat saja.
Panggung bukan lagi podium klasik. Sekarang zaman podcast, video YouTube, dan streaming. Berlatih dan mempersiapkan penampilan, bisa membuatmu tidak nervous.
Orang-orang menantimu bicara di depan publik. [dm]