Buat keputusan, bukan ambil keputusan.
Membuat keputusan, karena keputusan ini relatif baru, berasal dari masalah dan konteks baru.
Mengambil keputusan, biasanya berasal dari pilihan, berisi paradoks. Semakin banyak pilihan, “noise”, seakan-akan kita ” bebas” memilih, dan pilihan itu sebenarnya “dirancang” untuk kita pilih. Terpaksa harus pilih salah satu.
Membuat keputusan, mengarah pada masa depan yang tak-menentu dan pengalihan perhatian. Kemudian menunda.
Kita menunda karena terganggu pada risiko besar.
Ini sebabnya, orang yang tidak belajar, padahal ujian tinggal beberapa hari, memilih untuk mengalihkan perhatiannya sendiri dan menunda belajar.
Mana yang nanti efeknya lebih mahal: menunda dan mengalihkan perhatian karena takut pada resiko yang belum pasti, ataukah, membuat keputusan berdasarkan prioritas?
Jadi, kamu tidak perlu membuat 30 lamaran pekerjaan. Pilih mana yang paling berpeluang, 1-3, kemudian tetapkan biaya dan risiko ke sana. [dm]