Lawan dari “eksekusi” adalah zona nyaman.
Eksekusi adalah pertaruhan, jawaban untuk “nanti saja..”.
Eksekusi meruntuhkan keraguan “Apakah saya bisa? Saya bukan siapa-siapa..”.
Eksekusi bergerak ke depan, tidak sibuk mengoptimasi masa-lalu, berbincang tentang kemarin. Prestasi kemarin, masalah kemarin, sama sekali akan digilas dengan eksekusi.
Eksekusi meruntuhkan semua tembok keraguan. “Ternyata teori ini salah. Ternyata, kenyataan ini tidak sesuai laporan kemarin..”. Kalau tembok itu runtuh, kamu bisa melihay laut dan langit luas.
Lakukan saja.
Ketika belajar Photoshop, saya belum tahu apa itu layer, quick.mask, dan alpha channel. Namun saya eksekusi, membuat gambar, dan mendapatkan koreksi pahit.
Lalu belajar dan memiliki metode tercepat dalam belajar Photoshop. Saya mengalahkan pesaing terhebat, yaitu: saya yang kemarin.
Selama ini, pikiran saya sering diblokir pikiran saya sendiri. “Bisakah? Orang lain sudah melakukannya. Saya butuh waktu. Saya belum belajar.. Saya tidak punya biaya. Tidak ada yang peduli.”
Semua itu hancur dengan satu tindakan: lakukan.
Profesional bertindak. Amatir ragu. Karena amatir tidak melakukan.
Eksekusi untuk orang yang percaya perubahan.
Eksekusi selalu disambut dengan anggapan gagal. Namun bukan gagal, kalau kamu segera lakukan perbaikan..
Tidak ada evaluasi tanpa eksekusi. Tidak ada rencana berikitnya, tanpa eksekusi “sekarang”.
Jatuh dan luka, bukan masalah. Itu bagian dari eksekusi.
“Tunjukkan bekas lukamu,” kata Tyler di “Fight Club”, karena kebahagiaan tidak bisa menunjukkan bekasnya.
Banggalah ketika.eksekusi kamu dianggap buruk oleh orang yang tidak melakukan apa-apa.
Jujur saja, buat pengakuan dalam catatan harian, apa yang membuatmu gagal. Bukan ratapan di status Facebook. [dm]