in

Gratitude

Ketika kamu menulis catatan, ketika kamu harus jujur kepada diri sendiri, menyatakan sisi tergelap dirimu, kelelahan, sedang dalam kesenangan meluap, bahkan ketika kamu putus asa, ada satu hal yang perlu kamu ingat: gratitude.

Lihatlah ke belakang. Tidak ada yang salah dengan apa yang sudah terjadi. Karena sudah terjadi. Kamu yang kemarin, kejadian pahit, semua itu di belakang.

Kamu tidak perlu pacu kecepatan. Lebih baik, perlambat waktu. Apapun yang sedang kamu hadapi, kamu mendapatkan gratitude.

Berterima kasih dan menghargai apa yang kamu capai, itulah “gratitude“.

Dari dirimu sendiri. Kamu tidak sedang menipu diri sendiri. Kamu hanya melihat lebih meluas. Biarkan yang gelap terjadi, namun itu tidak sepenuhnya gelap. Ada hal baik yang perlu kamu hargai dari apapun yang sudah kamu lakukan. Seperti itulah gratitude.

Contoh:

  • “Hari ini aku berhasil bilang “tidak” ketika diriku ingin membeli sesuatu yang tidak aku butuhkan”.
  • “Selama sejam aku baru selesaikan 100 halaman. Terlalu lambat? Tidak. Aku memang mengukangnya, membaca dengan pelan-pelan. Aku senang melakukan ini, agar tidak mudah lupa.”
  • “Aku sudah menemukan pemicu yang membuatku selalu ingin menonton film. Aku mengalahkan pemicu itu.”

Hari ini, kapan saja, kamu perlu menuliskan apa yang sudah kamu lakukan, yang telah tercapai, titik sukses di tengah perjalanan.

Kamu yang besok, kamu setahun mendatang akan berterima kasih kepada dirimu yang sekarang, karena kamu menghargai dirimu sendiri.

Menghargai dirimu sendiri yang telah melihat kamu mencoba melakukan sesuatu. 

Jika kamu tidak tahu apa yang akan kamu tuliskan, mulailah dengan menghargai diri kamu sendiri. Mulailah dengan “gratitude“. [dm]

Written by Day Milovich

Webmaster, artworker, penulis.