Identifikasi masalah, diperlukan dengan sendirinya, agar masalah jelas.
Mencari solusi bukanlah tujuan “setelah” identifikasi masalah.
Cara orang mengidentifikasi masalah, bisa berlainan. “Menurutmu, itu masalahnya. Menurutku, masalahnya justru ini..”. Kadang, masalahnya tidak terlihat.
Yang mengherankan, masalah belum teridentifikasi, sudah diberi solusi. Misalnya? Kawan saya bertanya kepada seorang konsultan keuangan, tentang keinginan trading USD dan ETH, sudah diberi warning larangan. Padahal konsultan ini tidak tahu dunia perdagangan dollar dan Etherium.
“Bermasalah” terjadi ketika seseorang tidak melakukan identifikasi masalah. Mengenal suatu masalah, bisa menjadi jembatan.
Solusi adalah konsekuensi logis setelah kita berhasil mengidentifikasi masalah. “Saya tidak pumya uang..” bukanlah masalah.
Serius, status dari “Saya tidak punya uang..” bukanlah masalah. Mengapa kamu tidak punya uang, bagaimana kamu bisa dalam keadaan tidak punya uang, itulah masalahnya.
Setelah identifikasi, solusi akan datang sendiri. Yang terpenting dari identifikasi masalah, sekali lagi, bukan demi memcari solusi.
Lalu apa yang paling penting?
Kita bisa memandang “sesuatu” dengan cara baru, dari sudut pandang “relative”, yang saling berhubungan.
Sampai kita berani berkata, ” Ternyata, masalahnya begini..”. [dm]