Pekerjaan saya sering berhubungan dengan orang dari zona waktu berbeda. Jam tangan dengan 2 zona waktu. Ketika Baterai habis, jam tangan berhenti.
Waktu tidak berhenti. Hanya jam itu yang sedang berhenti. Kamu hanya perlu ganti baterai, cocokkan dengan waktu di zona waktu, maka masalah batu-habis teratasi.
Tidak demikian ketika sistem pengukuran “sosial” yang bermasalah.
Artikel bagus, yang tidak populer, bukan berarti artikel itu buruk. Sistem pengukuran, ketika menjadi “tidak jelas”, akhirnya orang menyalahkan alat-ukur. Menyalahkan merk jam atau brand media itu, menganggapnya nggak “work”.
Mungkin perlu kamu kalibrasi-ulang, tidak sekadar ganti baterai.
Sejak dulu, saya nggak percaya Alexa.
Ketika dulu orang percaya Alexa menentukan “ranking”, pengiklan mau datang meminta pasang banner, karena mereka percaya alat-ukur bernama Alexa. Sampai kemudian Alexa tidak “work” dan mati.
Media, yang seharusnya punya standar untuk menentukan kualitas content mereka, serta menentukan siapa yang boleh pasang iklan, berubah menjadi bekerja -untuk- Alexa atau bekerja dengan -alat ukur- bernama Alexa.
Yang bisa rusak.
Google juga demikian, terlalu dipercaya.
Terjadi pergeseran. Dulu orang pakai Google untuk searching, merayakan indexing, menulis content berkualitas.
Sampai akhirnya orang berulah menyebalkan dan Google memakai algoritma yang menyenalkan karena mengutamakan content iklan.
Sampai kemudian Google menyatakan dirinya sebagai perusahaan iklan.
Menjadi trendsetter, agar website populer dan mendatangkan pengiklan bernama AdSense dan banner dari perusahaan kenalan media.
Akhirnya, content dibuat atas dasar apa kata Google.
Tidak mengherankan, banyak content “salah” menjadi dianggap benar karena popularitas.
Google menjadi jam yang kehabisan baterai.
Sistem pengukuran sekaligus alat ukur yang perlu dikalibrasi ulang. Agar semua orang masih percaya adanya kualitas. [dm]