Ketika belajar berkomunikasi saya mengerti bagaimana memanfaatkan setiap 5 menit dengan orang lain, untuk mempraktikkan komunikasi yang efektif dan jelas.
Berada di lingkungan yang tepat. Di mana?
Siapa yang berbicara dan mendengar?
Jika tidak tepat, tunggu waktu. Tunggu giliran. Kadang kamu butuh perantara.
Kadang kamu butuh jeda. Tidak semua orang berada di jalur monochronic dalam memandang waktu (ketika berkomunikasi).
Menjadi “pendengar” yang baik adalah langkah awal yang terbaik. Jangan banyak menjelaskan. Kebanyakan orang, mendengar untuk membalas atau berkomentar — bukan untuk memahami pembicaraan orang lain.
Itu sebabnya, dalam diskusi, sangat sering kita melihat orang menceritakan apa yang ia ketahui, bukan apa yang ia pahami.
Ada 3 tipe manusia dalam berkomunikasi: penyaji data, pencerita, dan pembohong. Kebanyakan orang adalah pembohong.
Jika kamu punya data, kamu berpeluang menang.
Jika kamu bisa ceritakan (kemas) data itu dalam komunikasi, kamu menang.
Pembohong tidak pernah menang di ending. Pencerita hanya menarik dalam bercerita. Jadilah penyaji data, yang utama, namun kemas dalam cerita menarik, jangan terlalu banyak bingkai.
Kejelasan lebih utama daripada ketepatan.
Jelas maksudnya. Jelas seberapa dalam. Jelas konsekuensinya.
Ketepatan, lebih banyak bicara tentang data, tentang verifikasi dan kualitas data. Memang dibutuhkan, namun orang lebih menyukai kejelasan. Bukan berarti, kejelasan tanpa ketepatan.
Buat orang melihat “mengapa” kamu. Motivasi dan perspektif kamu, tidak perlu kamu katakan, hanya perlu kamu tunjukkan.
Kamu punya kesempatan 5 menit, dalam setiap komunikasi, dan bisa melatih diri dengan semua cara di atas.
Komunikasi itu sains sekaligus seni. Untuk memastikan komunikasi kamu sudah efektif, kamu perlu latihan.. seumur hidup. [dm]