Medium lebih penting daripada alat.
Pandangan konvensional: “menulis” sebagai alat berkomunikasi, menyampaikan perspektif. Itu baik bagi pembaca/konsumen. Sebagai penulis, perspektif kita harus berbeda. Bagi penulis: “menulis” sebagai produk kreatif, sekaligus proses belajar dan berpikir. Menulis adalah “medium” dari proses berpikir. Bukan sekadar catatan dari pikiran. Menulis membantu kita berpikir lebih jernih karena memungkinkan kita untuk mengolah pemikiran sepanjang waktu.
Tulisan merupakan “ruang tak terbatas” yang membuka lebih banyak ruang-baru untuk pemikiran, menjelajahi ide lebih luas dan mendalam. Bukan sekadar mengingat semua yang kita pikirkan. Mana yang lebih utama: alat atau medium? Alat (tool) membuat proses yang ada menjadi lebih efisien. Medium memberikan kemampuan yang belum pernah kita lakukan sebelumnya. Alat tulis untuk menulis. Tujuan membuat alat tulis, untuk menciptakan “medium” yang membuat kita berpikir dan membayangkan hal-hal baru.
Actionable:
(1) Gunakan tulisan sebagai proses berpikir, bukan hanya catatan dari pemikiran kamu. Tulisan untuk mengelola dan menghubungkan ide-ide rumit.
Praktik: Kamu punya ide besar, kamu buat tulisan panjang, kemudian membuat tulisan-tulisan kecil, sebagai penjelas dan eksplorasi lebih lanjut. Kamu pernah mengatakan tentang “resistance”, dalam suatu tulisan, kemudian membuat catatan khusus tentang apa itu “resistance”. Kamu menjad expert di “longtail keyword” tertentu.
(2) Fokus pada medium, jangan pada alat. Medium adalah apa yang membuatmu bisa save tanpa-batas, mengelola keyword dan URL, mengakses-kembali dengan cepat, dan memperbaiki pemikiran kamu. Perbaiki “model mental” kamu dalam berpikir. Perbaiki metode. Baru kemudian pilih alat yang bisa menaikkan efisiensi pekerjaan kamu. [dm]