Dalam bertindak, ada “hambatan” (resistance) dan “perampokan” (rebellion).
Hambatan terjadi ketika kamu “tidak ingin” melakukan sesuatu. Kamu letakkan itu, tidak jadi melakukan. Datang banyak alasan, sampai terpilih “alasan terbaik” dan sangat masuk akal, menurutmu, untuk tidak melakukan itu. Kamu merasa “harus” tidak melakukan itu. Merasa bersalah atau tidak, harus atau tidak, perlu atau tidak, pada akhirnya kamu tidak jadi melakukan pekerjaan itu.
Bagaimana mengatasinya?
“Hambatan” berasal dari pikiran kita sendiri.
Ubah “dialog” yang terjadi dalam pikiranmu.
Ganti kalimat “Saya harus selesaikan ini..” dengan “Saya #memilih untuk selesaikan ini”.
Percaya saja, motivasi itu tumbuh dari bertindak dulu, bukan berasal dari informasi atau imajinasi.
Pikirkan sistem untuk menyelesaikan pekerjaan, tidak perlu berfantasi jika pekerjaan ini selesai.
Kamu perlu sistem seperti Pomodoro (terutama jika ini pekerjaan teknis).
Selain “hambatan” (resistance), masih ada “perampokan” (rebellion).
“Perampokan” terjadi, ketika sebagian pencapaian yang sudah kamu lakukan, kamu hentikan di tengah jalan. Kamu sendiri yang menghentikan, kamu sendiri yang merampok pekerjaanmu di tengah jalan.
Bentuknya, dengan ganti fokus, ganti prioritas, keluar dari “track”, dan hasilnya luar biasa: semakin banyak waktu terbuang dan kamu ketinggalan rencanamu sendiri.
Agar kamu tidak merampok tindakanmu sendiri di tengah jalan, percayalah pada proses. Tetapkan sistem, ketahui kamu sedang berada di tahapan mana. Mungkin kamu masih di seperseratus langkah. Jangan berhenti. [dm]