Kamu mengalami kesepian? Saya hidup sendirian, selama 20+ tahun.

Kesepian hanyalah kesepian. Semakin “selalu terhubung” dengan internet, tatap-muka melalui ponsel, dan tidur sendirian, kamu semakin kesepian.

Ada yang perlu kamu ingat. Kita memiliki identitas bentukan, yang selalu mengalir, dan tidak pernah sama.

Kita jujur ketika tanpa-identitas. Kita sembunyikan pertarungan yang tidak ingin kita perlihatkan ke orang lain. Kita pakai wajah berbeda untuk bertemu orang berbeda.

Kita semakin kesepian ketika mencari momen validasi yang singkat di ruang gema bernama media sosial. Kesepian semacam itu, bukan kesepian kreatif.

Kesepian kreatif terjadi ketika kamu menyadari kesepian, sekalipun di tengah keramaian, untuk mengkondisikan kreativitas kamu.

Bukan kadang kagi. Orang membutuhkan momen khusus untuk mendengarkan suaranya sendiri, membuat keputusan, tanpa dipengaruhi suara orang lain.

Dengan kesepian kreatif, kamu punya tigaperempat kesempatan menang. Tidak ada gangguan eksternal. Waktu lebih. Mendengarkan kejujuran. Melihat diri sendiri terbuka seperti menatap langit tanpa atap.

Kesepian adalah momen melihat diri sendiri. Perhatian penuh, biarpun sesaat, sering kita berikan kepada iklan dan orang lain, secara gratisan. Kesepian mengembalikan itu. Merayakan keunikan. Menunjukkan rasa cinta, kepada diri sendiri. Gratitude aktual. Aktivitas dengan kepuasan. Menemukan lagi diri kamu. Hanya sedikit orang yang tidak menyerahkan hidupnya kepada orang lain terus-menerus. Kamu perlu menikmati kesepianmu. Menjadi momen kreatif. Momen ketika kamu tidak pernah menyerah menghadapi dirimu sendiri. [dm]