Kita jarang memperlihatkan bekas kebahagiaan karena kita tidak mau mengakui hilangnya kebahagiaan itu. Kita lebih sering melihat orang memperlihatkan bekas-luka. Orang lebih suka bertanya, “Apa hal buruk yang telah terjadi kepadamu?” untuk menunjukkan simpati.
Orang sukses tidak menunjukkan bahagia maupun bekas-luka yang tidak bisa ia atasi. Sungguh memalukan, menyampaikan penderitaan kepada orang lain, kepada publik, tanpa bisa mengatasi itu.
Bekas sayatan pedang, sudah cukup menjadi penanda kerasnya hidup yang dilalui.
Bekas luka itu memperlihatkan ketangguhan. Jalan yang pernah kita lalui.
Princess Eugenie of York, ketika kecil menderita kelainan tulang belakang. Dia tidak menutupi bekas operasi itu, sampai mengundang pertanyaan dari publik. Eugenie mengaku tidak malu, justru ia ingin menunjukkan hasil kerja para dokter yang berhasil mengoperasi tulang belakangnya.
Luka Eugenie adalah kebanggaan, hasil kerja keras para dokter yang menanam titanium 12 inci di tulang belakangnya, hasil kerja medis yang luar biasa. Eugenie memperlihatkan “masalah yang bisa diatasi” dengan bekas luka itu. Eugenie meraih gelar triple A di jurusan seni, sejarah, dan sejarah seni. Bekas luka (dan jawaban) Putri Eugenie menjadi inspirasi para penggemarnya.
Orang tidak mengingat hasil yang kita capai. Orang mengingat bagaimana kita bangkit menghadapi krisis dalam hidup. Seperti itulah “resilience” (ketangguhan).
Tidak ada sukses tanpa-rencana. Tidak ada sukses tanpa ketangguhan.
Resilience (ketangguhan) itu skill mendasar dalam hidup dan bekerja.
Berita baiknya, orang bisa secara sengaja berlatih untuk menjadi tangguh. Bukan dari penderitaan alami, bukan dengan berkorban menjadi penderita sepanjang akhir hidup. “Resilience” bukan seberapa tahan kita menderita. Bukan.
“Resilience” itu tentang bagaimana kita melewati kerasnya hidup. Bukan kuat tinggal lama di lubang penderitaan. “Resilience” itu semakin pintar dan tangguh setelah menjalani kerasnya hidup. “Resilience” itu tentang bagaimana kita berubah karena tangguh. “Resilience” bukan masalah sama yang terulang dua kali, karena cara kita mengatasi masalah itu belum beres.
Banyak hal-hal kecil, yang sangat penting, bisa menjadi sarana untuk melatih diri kita menjadi tangguh.
Kuncinyq, lebih banyak sadar, bahwa bisnis, kreativitas, hidup, adalah pertarungan. Pasar, pikiran, hubungan, adalah medan perang.
Pendekar yang paling ditakuti, adalah pendekar yang selalu bangkit setelah jatuh, dan menjadi lebih hebat setelah melewati suatu pertarungan.
Bentuk “Resilience” (Tangguh)
Bentuk resilience dalam hidup dan pekerjaan:
- Adaptasi dan improvisasi (perbaikan).
- Ketahanan emosional. Tenang dan mengelola stress, tidak terpengaruh pada tekanan., gangguan, dan kebisingan di luar sana.
- Tidak tenggelam dalam optimisme tanpa-rencana.
- Mandiri (self-subsistence).
- Memiliki daya tahan-fisik. Karena semua akan kembali kepada fisik.
- Berani mengkritik rencana sendiri
- Menjelajahi kemampuan.
- Memperbaiki skill dan melawan kemalasan.
- Tegas membedakan mana yang penting, mendesak, dan mana yang tidak perlu dikerjakan.
- Bisa menempatkan pikiran rasional dan perasaan.
- Menemukan pengalaman baru dan masalah baru.
- Menang melawan pikiran yang memblokir diri kita agar tidak melanjutkan pekerjaan.
- Menghadapi kesalahan sebagai pelajaran.
- Menemukan jalan dan proses yang tidak dimiliki orang lain.
Semua itu melatih ketangguhan kita.
Proses bukan untuk menghindari hal-hal yang tidak berhasil. Proses membutuhkan kesalahan baru yang tidak kita prediksi. Bekal untuk menjadi semakin tangguh.
“Tangguh” (resilience) itu skill. Apapun yang semula kurang menjadi bertambah, dapat kita latih. Disiplin, mengatasi kemalasan, kreatif, bersabar, semua itu skill yang bisa kita latih.
“Tangguh” (resilience) itu skill.
Tangguh adalah “perluasan” dan penguatan. Bukan seberapa kuat kita menderita. Tangguh adalah pengalaman baru. Tangguh adalah pedang yang semakin tajam karena kita mengasahnya untuk memenangkan pertempuran.
Actionable:
Tangguh bisa kita latih. Asalkan selalu sadar, sekeliling kita penuh media untuk menempa diri menjadi lebih tangguh. [dm]