Saya sering dengar orang berkata, “Miskin bukan berarti kekurangan.”.
Bagaimana efek kalimat itu? Mungkin kita perlu periksa-ulang.
Apa yang terjadi kalau kalimat itu bukan untuk orang miskin melainkan untuk orang kaya, agar mereka tidak merasa hampa secara mental dengan harta mereka?
Bagaimana kalau kalimat itu mengandaikan pentingnya optimasi setiap rupiah yang dibelanjakan?
“Miskin bukan soal berapa banyak yang kamu punya”.
Miskin itu soal proses.
Tidak mengherankan, dan saya membenarkan, “miskin itu mahal”.
Orang menjadi miskin karena malas mempelajari kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. Akhirnya, mereka membayar mahal biaya sampingan akibat “tidak mau belajar”.
Madonna menuliskan di catatan harian, “Miskin itu orang yang kesenangannya bergantung pada izin orang lain.”.
Miskin membutuhkan perspektif lain, agar tidak selalu berkaitan dengan banyak-sedikit uang. Melihat hanya dari apa yang orang punya, seperti bicara hasil, tanpa bicara prosesnya.
Lebih baik, kita bertanya kepada diri-sendiri, “Apa yang terjadi pada proses saya, sampai menjadi begini?”. [dm]
