Musuh yang “personal” sering habiskan energi dan waktu kamu.
Kalau sampai langkah kamu yang sekarang, masih didikte oleh keinginanmu dari orang-orang di masa lalu kamu, maka kamu masih dalam kendali musuh personal.
Ada musuh “impersonal” yang lebih dahsyat, yang lebih mantap kalau berhasil kamu kalahkan.
Musuh tidak selalu seseorang. Bisa jadi, musuh kamu “impersonal”. Ini bisa berupa:
- Komunikasi yang menegangkan.
- Gagal melihat kebodohan sendiri, karena malas belajar.
- Kepribadian bermasalah, seperti psikopat dan sosiopat.
- “Inner critics” yang tak-terpecahkan dan kamu biarkan memiliki medan perang di pikiranmu.
- False memory. Ingatan yang salah, karena kamu tidak mencatat dan merekam pekerjaanmu.
- “Resistance” (hambatan) yang memintamu tidak usah lakukan pekerjaan.
- Waktu yang tidak kamu kelola dengan baik.
Spoiler: Mengatakan “Musuh kita adalah diri sendiri” berarti musuh kamu masih personal. Dan tidak spesifik di mana masalahnya.
Musuh impersonal seringnya, tak-terlihat, namun terasakan.
Saya menulis tentang “fungsi musuh” dalam “Pentingnya Punya Musuh”. https://jatengtoday.com/fungsi-musuh
Definiskan situasi yang sedang kamu hadapi dan tujuan yang ingin kamu capai.
Tetapkan “apa” musuhmu. Bukan “siapa” musuhmu. [dm]