Orang tidak bisa memprediksi masa depan. Di sisi lain, mereka sangat pintar mengatakan apa yang mereka butuhkan.
Terutama kebutuhan yang “mendesak” (urgent), yang “darurat” (emergency). Ini berseberangan dengan kebutuhan yang “penting” (important). Punya rencana sebagus apapun, ketika masih kalkulasi dan simulasi, tetap ada kecemasan, apakah prediksi kamu akan terjadi atau tidak.
Jeff Bezos, ketika mendirikan Amazon, meyakinkan para investor, dan mendapatkan pertanyaan sama, “Akankah ini berhasil?”.
Dia memberikan jawaban pintar.”. Jeff tidak berani menjamin “pasti” berhasil, karena ketidakpapstian dan risiko, sepenuhnya milik masa depan.
Yang berani Jeff jamin adalah.. Jeff mengerti apa yang menjadi kebutuhan konsumen. “Yang saya jamin adalah saya tahu apa yang mereka inginkan. Konsumen ingin loading web yang cepat. Layanan murah. Kualitas barang sesuai deskripsi.
Pengiriman cepat. Perbaikan dan pengembangan.”. Dia sebenarnya menceritakan antisipasi dan solusi. Jika ada “masalah ini” Jeff akan “melakukan ini”.
Sebelum bereaksi, tanyakan kepada diri-sendiri, “Apa yang mungkin terjadi?”. Tanyakan 5 kali, kembangkan sampai 5 tahapan.
Siapkan antisipasi.
Jangan mengandalkan keajaiban dengan berkata, “Pasti nanti ada pertolongan dan jalan keluar”. apalagi berjanji kepada diri-sendiri, “Kita akan atasi nanti”.
Janji bukanlah antisipasi. Pertimbangkan kemungkinan, siapkan antisipasi. Itulah cara terbaik memastikan masa depan. ]dm]