in

Rapat di Luar, Rapat di Dalam

Bahaya rapat yang tampak sopan di luar.

Rapat di luar, penuh rencana dan konspirasi. Rapat di dalam, kedua kelompok yang beda sikap, tampak sopan beriman. Api dalam sekam. Karena “tampak” sopan, namun sebenarnya siap pecah kongsi.

Waktu mereka di dalam rapat, habis untuk sopan-santun dan prosedur yang nggak “to the point”.

Terlalu banyak saya dengar ” maaf”, “nuwun sewu..”, “sebelumnya, saya minta maaf, tanpa bermaksud menyinggung..”, “sekali lagi, saya minta maaf kalau berbeda pemahaman..”.

Saya buka Android dan menulis.

Tidak perlu minta maaf ketika kamu berpendapat.

Mengucapkan “maaf” ketika kamu sampaikan pendapat, akan ciptakan kesan pendapat kamu kurang kuat, menurut orang lain. Mereka jadi tidak fokus pada isi pendapatmu.

Sampaikan pendapat -sebagai- pendapat.

Ketika berpendapat, kamu memiliki nilai yang ingin kamu bagikan, penyelesaian, sudut pandang, yang perlu diperhatikan orang lain.

Ceritakan seperti kamu menceritakan makanan yang sehat dan bergizi. Buat mereka fokus pada hidanganmu. Ceritakan bagaimana kamu mendapatkan bahan-bahan, bagaimana kamu memasaknya, dan bagaimana menikmati bersama.

Fokus pada content. Tidak perlu tambahkan “maaf”. [dm]

Written by Day Milovich

Webmaster, artworker, penulis tinggal di Rembang dan Kota Lama Semarang.

Ketika Mereka Komplain

“Ayo, Jangan Ketinggalan!” dan Takut Ketinggalan