Lebih baik menghadapi risiko daripada menghadapi ketidakpastian.
Risiko, sebesar apapun itu, bisa kita kalkulasi, peluangnya seberapa, dan bagaimana siapkan antisipasi. Ketidakpastian, memang tidak pasti. Tidak jelas. Sangat sulit menghitung ketidakpastian.
Kita tidak bisa serahkan masa depan dengan optimisme buta, tanpa perhitungan jelas. Optisme hanya perasaan, yang secara teknis tidak terlalu berpengarub pada hasil. Optimisme hanya ketidakpastian yang positif.
Kita sering takut pada risiko, karena..
- Tidak mau mengkalkulasi kemungkinan terburuk.
- Tidak menyiapkan antisipasi dan Rencana B.
- Sering melewatkan pengalaman berharga. Membaca buku itu pengalaman berharga. Mendengarkan podcast ilmiah itu berharga.
- Tidak menciptakan momen yang bisa mengubah hidup kita.
- Tidak memahami kekuatan “serendipity”.
- Tidak menciptakan petualngan dan menyelesaikan “level ini” sampai mendekati 100%.
- Terlalu sering menghindari peluang memimpin, menghubungkan, dan menciptakan seauatu.
- Lebih suka berkompromi dengan status quo, memilih bermain aman di zona nyaman.
- Tidak menyadari saya sedang berpikir, saya sedang buat keputusan,saya sedang bertarung. Tidak punya prioritas mana yang saya kerjakan duluan.
- Tidak merasakan sesuatu sebagai risiko mungkin karena tidak tahu ini adalah risiko.
- Pernah mengalami trauma karena tidak siap menghadapi risiko.
Hndari membiarkan diri dalam risiko namun hanya berpegangan pada ketidakpastian.
Risiko bukanlah perasaan, melainkan kalkulasi dan kemungkinan. Jangan berhenti pada perasaan sedang berhadapan dengan risiko. [dm]