“Berani” melibatkan risiko. Menyapa orang lebih dulu, mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan untuk mengatakan “tidak setuju”, membutuhkan keberanian. Kebanyakan orang, tidak berani bukan karena takut. Pemicu ketidakberanian, sering berasal dari pengalaman orang lain, yang kita anggap sebagai milik bersama. Orang lain pernah dapat marah karena berbeda pendapat. Orang lain pernah di-bully karena tidak setuju.
Pengalaman orang lain adalah milik orang lain.
Tidak ada keberanian tanpa risiko.
- Apa yang akan kamu lakukan jika kamu tahu tidak akan gagal?
- Siapa yang selalu menganggapmu cantik ketika kamu bangun tidur?
- Bagaimana keadaanmu yang sebenarnya?
- Bagaimana kamu akan berperilaku jika kamu terbaik dalam tindakan yang kamu lakukan?
- Kamu menemukan mimpimu atau menciptakan mimpimu?
- Jika ada solusi untuk kecemasanmu, seperti apa itu?
- Apa hal terbaru yang pertama kali kamu lakukan?
- Bagaimana jika ada … yang bisa … ?
- Apa yang perlu kamu ketahui?
- Siapa atau apa yang membuatmu bersemangat?
- Bagaimana cara kamu memperlakukan orang yang tidak melakukan apa-apa untukmu?