Bagian paling mahal. Editing film. Menjawab keluhan pelanggan. Ujian. Memperhalus sentuhan. Dalam tips presentasi, “Kamu masih punya 5 menit terakhir, jangan lupa membuat review yang paling bisa diingat, dan ajakan bertindak”. Semua di bagian akhir.
Kamu sedang di bagian akhir. Sebenarnya, bukan akhir. Masih ada post-production. Setelah jadi, apa yang akan kamu lakukan?
Ada launching yang terlalu cepat. Ada yang setelah selesai, ditinggalkan begitu saja, karena konflik internal. Sayang sekali, kamu tidak boleh melewatkan satupun tahapan yang menentukan, sejak tahapan rencana produksi.
Ketika kamu sedang editing, pertanyaan bukan lagi, “Memakai aplikasi apa? Bagaimana caranya?”. Orang melihat hasil, tidak melihat bagaimana kamu mencari suara yang tepat, memilih parafrase yang mengundang klik.
“Menyelesaikan”, bukan lagi tentang “kamu bisa apa”, tetapi “produk kamu akan berlaku seperti apa” bagi konsumen. “Menyelesaikan”, bukan lagi tentang pernah sudah pernah, tetapi tentang “selalu”. Menerapkan filter, daftar-periksa.
Selalu.
Saya selalu berapi-api sebelum menekan tombol “Publish”. Saya selalu editing berkali-kali, membaca keras, dan membayangkan menjadi seorang pembaca.
“Selalu” adalah istilah paling ringkas untuk konsistensi, pengulangan yang memperbaiki kualitas. “Selalu” adalah kualitas yang semakin cepat dan semakin baik. “Selalu” membuat orang tahu, kapan ia malas, kapan ia bisa terganggu. “Selalu” adalah penghapus terbaik untuk masalah yang belum pernah kamu temui. “Selalu” adalah rutinitas termurah dengan hasil termahal untuk bertindak terbaik. “Selalu” adalah satu kata yang menunjukkan, kamu punya cara. Klarifikasi tindakan. Antisipasi. Kualitas meningkat. Jumlah bertambah. “Selalu” harus ada sejak produksi, ending, pengiriman, sampai posproduksi. “Selalu” meniadakan pemotretan ulang yang lebih mahal daripada rencana dan editing yang bagus. “Selalu” sangat dibenci oleh “Rencana B”.
Apa saja yang memakai kata “selalu” dalam daftar kamu? [dm]
