Pekerjaan online, ada banyak sekali, dan semua menuntut keahlian. Hanya sedikit yang benar-benar ahli. Sekalipun orang menulis, “Menguasai bahasa pemrograman”, faktanya belum tentu ahli dalam pemrograman.
Kebanyakan perusahaan, mencari orang-orang yang ahli, di bidang yang kurang khas. Mereka diserbu pelamar, namun ahli atau tidak, perusahaan ini bermasalah karena mencari keahlian yang tidak khusus.
Benar. Perusahaan menjadi ” bermasalah” ketika mereka mencari keahlian biasa, umum, tidak khusus. Banyak orang bisa, mengaku bisa. Penetapan gaji rendah (terlalu dekat dengan standar rendah), main-perintah, dan ingin optimal di sumber daya manusia yang biasa-biasa saja, akhirnya membuat perusahaan ini dipandang biasa.
“Punya kendaraan, bersedia ditempatkan di mana saja dan pernah bekerja di bidang kuliner” bukanlah keahlian.
Itu pengalaman dan sikap.
Pembeda sebenarnya dari pekerjaan adalah “sikap”. Bagaimana ia memilih (untuk bilang “Tidak” dan totalitas bekerja, contohnya), bagaimana ia cepat belajat.
Pekerjaan reparasi motor, apoteker, hal-hal yang membutuhkan “soft skill” (jujur, berkomitmen, ramah, daya tahan fisik bagus, empati tinggi, bersedia dapat pelatihan), ternyata akan mengungguli yang-lain.
Jangan remehkan keahlian itu.
Organisasi perlu merekrut berdasarkan sikap dan melatih keahlian. Itu lebih penting daripada mencari seorang ahli.
Masih sedikit yang menganggap “sikap” sebagai “skill” yang bisa dibentuk sejak awal. [dm]