Dengan menggunakan website ini, kamu setuju dengan Kebijakan Privasi dan Syarat Penggunaan. Tenang, ini bukan web komersial dan nggak ada spam.
Terima
Sak JoseSak JoseSak Jose
Pemberitahuan Lebih banyak
Ubah Ukuran FontAa
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Baca: 62. Bias Survivorship
Bagikan
Ubah Ukuran FontAa
Sak JoseSak Jose
  • Artikel
  • Note
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Search
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
Cognitive Bias

62. Bias Survivorship

Day Milovich
Selasa, 1 Juli, 2025
Bagikan
Bagikan

62 SURVIVORSHIP BIAS

Takeaway Points
SURVIVORSHIP BIASSummaryDefinisi dan MekanismeAsal-Usul IstilahContohSolusi

SURVIVORSHIP BIAS

Hanya melihat hasil gemilang. Mengabaikan kegagalan yang tenggelam.

Summary

Survivorship bias adalah kesalahan berpikir. Orang terpukau pada keberhasilan yang terlihat. Proses, kegagalan, atau hal tak terlihat terlupakan.

Definisi dan Mekanisme

Bayangkan menonton film tentang pengusaha sukses. Hidupnya gemerlap. Jet pribadi. Tepuk tangan meriah. Cerita ribuan orang gagal di jalur sama? Hilang. Lenyap. Itulah survivorship bias. Orang hanya melihat yang “selamat”. Yang sukses. Yang tampil di panggung. Kegagalan? Tersapu ke bawah karpet. Bias ini membuat orang berpikir sukses itu mudah. Peluang menang tampak lebih besar. Realitas jauh lebih kejam.

Bias ini ada di mana-mana. Media sosial penuh foto liburan mewah. Karier cemerlang. Hidup sempurna. Kegagalan? Jarang dipamerkan. Akibatnya, persepsi orang keliru. Mengira semua orang sukses tanpa perjuangan. Mengambil risiko tanpa menghitung peluang gagal. Bahaya. Survivorship bias merusak keputusan. Membuat orang lupa. Kegagalan adalah bagian permainan.

Asal-Usul Istilah

Awalnya, untuk menyelamatkan pesawat tempur dari kehancuran. Selama Perang Dunia II, insinyur Abraham Wald menghadapi teka-teki militer. Pesawat kembali dari misi. Penuh lubang peluru. Komandan ingin memperkuat bagian paling banyak kena tembak. Wald berpikir jernih. Pesawat yang kembali adalah yang selamat. Meskipun ditembak di sayap atau ekor. Yang tidak kembali? Mungkin kena di mesin atau kokpit. Bagian kritis. Tak terlihat di data. Analisisnya, dalam laporan teknis 1943 di Universitas Columbia, menjadi cikal bakal konsep survivorship bias. Istilah ini kemudian populer di statistik dan psikologi. Terutama lewat Thinking, Fast and Slow karya Daniel Kahneman (2011). Terima kasih, Wald. Mengingatkan untuk tidak terkecoh.

Contoh

90% Startup Gagal dalam 3 Tahun. Bukan Segemilang Apple
Media memuja Apple sebagai kisah startup impian. Forbes (2019, “Why 90% Of Startups Fail”) melaporkan fakta pahit. 90% startup ambruk dalam tiga tahun. Kisah Apple—dari garasi Steve Jobs ke raksasa teknologi—memukau. Cerita kegagalan startup lain? Tak ada yang peduli. Ribuan perusahaan mati. Pendiri bangkrut. Mimpi hancur. Media terus memamerkan pemenang. Seolah sukses cuma soal kerja keras. Ide brilian. Bagaimana orang salah memandang Apple? Mengira kesuksesan Apple adalah pola umum. Bukan pengecualian langka. Mengapa? Kegagalan startup jarang diceritakan. Orang lupa. Dunia bisnis brutal.

Atlet Olimpiade. Hanya Pemenang Dipuji
Segelintir atlet naik podium Olimpiade. Ribuan lainnya tenggelam. Dalam The Sports Gene (2013), David Epstein menulis. Pelatih memilih atlet berdasarkan performa di kompetisi besar. Atlet yang tak lolos kualifikasi? Karena cedera. Kurang dana. Pelatihan buruk. Hilang dari radar. Orang hanya melihat Usain Bolt. Simone Biles. Lupa pada mereka yang berjuang. Tak pernah sampai garis akhir. Bagaimana orang salah memandang atlet Olimpiade? Mengira hanya yang berbakat menang. Kerja keras selalu cukup. Mengapa? Cerita kegagalan atlet tak menarik. Tidak dijual.

Instagram. Pamer Sempurna. Sembunyikan Derita
Scroll Instagram. Dunia tampak bahagia. Liburan di Bali. Karier moncer. Wajah glowing. Journal of Social and Clinical Psychology (2014, “Seeing Everyone Else’s Highlight Reels”) menyebutkan. Ini bikin orang minder. Kegagalan, hari buruk, momen biasa? Tak diposting. Orang hanya pamer keberhasilan. Hasilnya, orang merasa hidupnya payah. Dibandingkan tetangga virtual. Bagaimana orang salah memandang hidup di Instagram? Mengira semua orang bahagia. Tanpa masalah. Mengapa? Budaya pamer menyaring kegagalan. Hanya menyisakan ilusi kesempurnaan.

Reksa Dana. Hanya Pemenang Masuk Berita
Laporan keuangan memamerkan reksa dana dengan return fantastis. Nassim Nicholas Taleb dalam Fooled by Randomness (2001) menyingkap. Dana yang gagal ditutup. Dihapus dari catatan. Data Morningstar (2020) menunjukkan. Hanya 24% reksa dana saham AS bertahan 15 tahun. Yang kalah? Lenyap. Investor terkecoh. Mengira pasar saham penuh pemenang. Bagaimana orang salah memandang reksa dana? Mengira keuntungan besar adalah norma. Bukan keberuntungan. Mengapa? Industri keuangan menyembunyikan kegagalan. Untuk menarik uang.

Solusi

Jangan terjebak kilau hasil. Berikut cara melawan survivorship bias:

  • Telusuri data kegagalan. Sebelum memutuskan. Mau investasi? Cek reksa dana yang kolaps. Jangan hanya lihat yang untung.
  • Dokumentasikan proses. Catat jatuh bangun. Membuat orang realistis. Membantu orang lain belajar.
  • Curigai cerita sukses. Tanyakan. Apa yang disembunyikan? Berapa banyak gagal di jalur itu? Biasanya banyak.
  • Normalisasi kegagalan. Ceritakan hari buruk. Dalam obrolan. Membuat orang tak malu belajar. Dari kesalahan.
  • Berpikir kritis. Data yang terlihat? Belum tentu lengkap. Tanyakan. Apa yang tidak diperlihatkan?

Dengan langkah ini, orang melihat dunia apa adanya. Bukan panggung pemenang. Yang berpura-pura sempurna.

64. Bias Pemikiran Kelompok
63. Bias Tubuh Perenang
61. Bias Efek Kontras
60. Bias Ilusi Berita
59. Bias Kelalaian Menghilangkan (Omission Bias)
olehDay Milovich
Ikuti
Webmaster, artworker, penulis tinggal di Rembang dan Kota Lama Semarang. Bekerja di 5 media berita.

Terbaru

Puisi

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025
Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang
Mengharap Kejujuran
Persamaan Mereka
Pilihan Perempuan

Terpopuler

CatatanMasalah

Hubungan Kita Harus Berakhir

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 13 Mei, 2020
Creative Agency Kamu Bermasalah
Periksa Akurasi Berita dengan Daftar Ini
Tentang Literasi Buku dalam Ketidakhadiran Literasi Finansial dan Digital
64. Bias Pemikiran Kelompok

SakJose adalah website milik Day Milovich. Khusus untuk orang kurang kerjaan.

Address:
Rumah Popo Jl. Branjangan No.10, Tj. Mas, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah 50174

Tulisan Unggulan

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025

Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang

Mengharap Kejujuran

Persamaan Mereka

Pilihan Perempuan

Satu Rahasia

Powered by:

  • HaloSemarang.id
  • JatengToday.com
  • IndoRaya.news
  • Mercusuar.co
  • MetroSemarang.com
  • MetroJateng.com
  • HOME
  • MANIFESTO
Baca: 62. Bias Survivorship
Bagikan
  • /WORKSHOP
  • /STATUS
  • /INDEX
    • Indoraya News
    • Jateng Today
Baca: 62. Bias Survivorship
Bagikan

Copyright (c) 2025

© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username atau email
Password

Lupa password?