Dengan menggunakan website ini, kamu setuju dengan Kebijakan Privasi dan Syarat Penggunaan. Tenang, ini bukan web komersial dan nggak ada spam.
Terima
Sak JoseSak JoseSak Jose
Pemberitahuan Lebih banyak
Ubah Ukuran FontAa
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Baca: puisi “hutan, mengurai aku”
Bagikan
Ubah Ukuran FontAa
Sak JoseSak Jose
  • Artikel
  • Note
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Search
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
Puisi

puisi “hutan, mengurai aku”

Day Milovich
Jumat, 25 Februari, 2022
Bagikan
(Image: Tetiana Garkusha)
Bagikan

hutan sedang menceritakan diriku.

aku terurai di antara rerumputan, dedaunan entah-nama. kita di sini, kemah orang-orang purba, yang kenal sembah dari tuah pepohonan.

aku mendengar mereka berdoa, mendengar burung berkicau; burung itu mungkin tak-peduli arti kicau itu, betapa merdu ia yang tanpa-arti.

kau menyesap mata air, hutan basah, bulan seperti berembun, bening, di langit sana, di dasar sendang ini.

bulan menjadi bayang, membuat bias bayang. bulan seperti segala bulan.

lalu bebatuan kita susun, membuat api, persembahan tanpa bunyi.

kita melihat bayang sendiri, di mana kedua pipimu beralaskan dadaku. sesekali, cinta tanpa tikai, tanpa berkata.

malam adalah yang terpekat dan berapi.

aku warna pohon, beralas rumput, berselimut rumput. suaraku milik pagi, persembahan musim.

aku penciuman yang tenggelam dalam hutan. bunga-bunga, renungan bermekaran, hanya batinku saja yang telanjang bersama hutan.

sunyi melepas baju-baju duka. dalam diam, hutan dan gunung telah menyerap cerita kita.

persembahan yang berputar, siklus waktu, persembahan tanpa bertanya kamu yakin pada apa.

tak ada sisa, tak ada sia-sia. bumi bekerja tanpa rahasia, bagi tangan yang bekerja.

aku kembali kepada aku.

di hutan ini, warna tidur bersama, mata mereka terbuka, menelan kita yang datang, dengan tatapannya.

sampai kita menengadah, meratap pada langit yang lebih dingin.

bebatuan langit, rasi bintang itu, masih di tenggara. penanda kembara.

lapar dan pisau mengawal firasat kita, dan tenda yang tak-kenal cuaca.

lagu-lagu biasa, seluruhnya berhenti. angin sedang bisukan kata kita. tepat di luka batin, luruh, melepaskan cahaya di sana.

kita sedang membuat cahaya, mengukur ketinggian dan berapa menit lagi akan sampai.

kita melepas waktu, memotret tanpa kamera,

hutan ini menelan kita dengan pandangan delapan penjuru.

kita tidak menulis apa-apa, tidak bicarakan apa-apa. tamu yang asing di pundak raksasa bumi.

sesekali, kau ingin berjalan tanpa kompas. membaca angin laut, melihat burung-burung pulang mengusung makan membawa penanda arah barat,

dan sesekali kilat melambai, berkabar

tentang daratan lain: kota para bangsat, pengasingan kita sejak lahir. [dm]

Benteng Sunyi
janji lelaki
musim pemakaman
dapur neraka
Di Mana Segala-Sesuatu adalah Musik
KEYWORD:contoh puisi tentang alamkumpulan puisi day milovichpuisi day milovichpuisi tentang alam
olehDay Milovich
Ikuti
Webmaster, artworker, penulis tinggal di Rembang dan Kota Lama Semarang. Bekerja di 5 media berita.

Terbaru

Puisi

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025
Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang
Mengharap Kejujuran
Persamaan Mereka
Pilihan Perempuan

Terpopuler

CatatanMasalah

Hubungan Kita Harus Berakhir

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 13 Mei, 2020
Creative Agency Kamu Bermasalah
Periksa Akurasi Berita dengan Daftar Ini
Tentang Literasi Buku dalam Ketidakhadiran Literasi Finansial dan Digital
64. Bias Pemikiran Kelompok

SakJose adalah website milik Day Milovich. Khusus untuk orang kurang kerjaan.

Address:
Rumah Popo Jl. Branjangan No.10, Tj. Mas, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah 50174

Tulisan Unggulan

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025

Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang

Mengharap Kejujuran

Persamaan Mereka

Pilihan Perempuan

Satu Rahasia

Powered by:

  • HaloSemarang.id
  • JatengToday.com
  • IndoRaya.news
  • Mercusuar.co
  • MetroSemarang.com
  • MetroJateng.com
  • HOME
  • MANIFESTO
Baca: puisi “hutan, mengurai aku”
Bagikan
  • /WORKSHOP
  • /STATUS
  • /INDEX
    • Indoraya News
    • Jateng Today
Baca: puisi “hutan, mengurai aku”
Bagikan

Copyright (c) 2025

© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username atau email
Password

Lupa password?