Dengan menggunakan website ini, kamu setuju dengan Kebijakan Privasi dan Syarat Penggunaan. Tenang, ini bukan web komersial dan nggak ada spam.
Terima
Sak JoseSak JoseSak Jose
Pemberitahuan Lebih banyak
Ubah Ukuran FontAa
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Baca: Musik Perlawanan (Jalan Hidup, Ideologi, dan Kemanusiaan)
Bagikan
Ubah Ukuran FontAa
Sak JoseSak Jose
  • Artikel
  • Note
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Search
  • Artikel
  • Note
    • Catatan
    • Berpikir
    • Bekerja
    • Cerita
    • Digital
    • Masalah
    • Movie, Series
    • Quote
  • Menulis
  • Puisi
  • Bias
Sudah punya akun? Masuk
Ikuti Kami
Artikel

Musik Perlawanan (Jalan Hidup, Ideologi, dan Kemanusiaan)

Day Milovich
Selasa, 16 Januari, 2018
Bagikan
Bagikan

Peradaban musik sekarang dijauhkan dari “politik”. Musik perlawanan punya sejarah panjang.

Takeaway Points
Punk: Subkultur Anarkisme Anarkisme itu “Baik”Menghibur, Menebarkan MilitansiSaluran NasionalismeBermusik Sekaligus BerpolitikBukan Sekadar Protes
person wearing black dress shirt holding microphone
Musik menjadi jalan perlawanan. (Photo: Pexels)

Tidak sekadar lirik protes, pelakunya melawan sistem dengan ideologi dan politik dengan ragam genre: balada, rock, punk, hip-hop, sampai rap. Kita bisa belajar dari para pelakunya.

Punk: Subkultur Anarkisme

Punk mulanya subkultur dari Inggris, genre musik 1970-an, berarti ideologi sosial-politik. Punk mendapat stigma negatif karena dianggap perusuh, glue sniffer (penghirup lem memabukkan, pengganti bir), atau fashion Mohawk dan sepatu berduri. Punk sebenarnya, lebih suka melakukan apa-apa secara mandiri, swasembada.

Fashion “aneh” di antara anak punk terjadi karena mereka ingin mengaburkan batas antara “idealisme seni” dan “kenyataan hidup”. Misalnya, “idealisme seni” mereka adalah menjaga lingkungan hidup, maka mereka memilih mengenakan aksesoris dari perabotan kayu yang sudah tak terpakai. Aneh bagi orang, namun nilai di balik aksesoris buatan sendiri itu bagus. Permainan musik di atas panggung yang “menyimpang” atau “asing” bagi telinga publik, merupakan keberanian mereka menampilkan kreativitas kelompok. Lirik lagu punk banyak meneriakkan kegelisahan, mengecam politik (fuck politik) dan kemarahan.

 Anarkisme itu “Baik”

Akar sejarah “Anarkisme” (kata ini tidak selalu negatif), berasal dari kegagalan ekonomi zaman Presiden Ronald Reagan (Amerika Serikat) dalam perang Vietnam. Orang tak peduli lagi dengan kebijakan politik, mereka memilih musik. Gelombang awal musik pemberontak (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash dilirik lagi.

Anarkisme adalah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi: negara adalah kediktatoran legal yang harus diakhiri. Punk harus bisa membuat aturan sendiri, menyediakan kebutuhannya sendiri. Anarkisme punk bukanlah anarkisme perusakan. Punk mendistribusikan musiknya sendiri, melakukan jasa piercing (tindik) dan tattoo, membuat distro pakaian sendiri, sebab mereka melawan perilaku konsumtif.

Menghibur, Menebarkan Militansi

Menghibur sekaligus menebarkan militansi, dan menunjukkan realitas berupa penindasan.

Genre musik balada, ada Tari Adinda yang gemar menyatukan kritik dengan lirik lagu kocak, buruh pabrik garmen di Jakarta, anggota Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker) dan masuk serikat buruh. Sudah 100-an lagu dia tuliskan, termasuk meluncurkan album “Buruh Kontrak”. Tema buruh melebar menjadi tema ketidakadilan sosial.

Shadia Mansour (24), rapper perempuan asal Inggris berdarah Palestina, memperkenalkan “Musik Intifada”, musik pemberontakan. Dia bermusik sejak umur 5 tahun dan menjadi penyanyi perempuan di jalur hip-hop berbahasa Arab. Keluarganya mendukung-penuh, kecintaannya pada Palestina, membuatnya selalu liburan musim panas 3-4 bulan di Haifa. Dukungan keluarga memang penentu keberhasilan. Sulit bermusik secara kreatif dan melawan, tanpa dukungan keluarga.

Saluran Nasionalisme

Musik dalam sebuah perlawanan, bukan sekadar teknik bermain. Musik adalah saluran nasionalisme. Tidak mungkin melakukan perlawanan terhadap ketidakadilan jika tanpa rasa kebangsaan tinggi. Melawan penindasan harus terjadi karena kecintaan terhadap negeri. Musik menjadi “perlawanan tanpa kekerasan”. Tidak seperti hip-hop Amerika yang diwarnai konsumerisme, hip-hop Arab adalah perlawanan.

Shadia adalah contoh anak muda yang mengingatkan sejarah dan eksploitas ekonomi melalui YouTube.

Bermusik Sekaligus Berpolitik

LowKey mengikuti “jalan” bermusik untuk satu tujuan: kemanusiaan. Dia menolak “major label” (industri rekaman) bahkan tidak punya akun YouTube. Bermusik untuk kreativitas dan idealisme, sedangkan bekerja mencari uang itu soal lain. LowKey memiliki darah Iraq – Inggris, sering membalut bahunya dengan keffiyeh Palestina.

Peradaban musik sekarang dijauhkan dari politik. LowKey adalah contoh rapper yang berani menantang Amerika dan menelanjangi korporasi penindas dalam lirik lagu, dia tidak menyerang “orang Amerika” melainkan “sistem Amerika”.

LowKey mendirikan “People’s Army” untuk mengkampanyekan hip-hop dan kesadaran kaum muda. Perimbangan baiknya, Lowkey memperlihatkan perkembangan baik di Amerika Latin.

Bukan Sekadar Protes

Musik perlawanan, memilki sejarah panjang. Musik perlawanan berawal dari misi untuk menata-ulang kehidupan sosial politik agar lebih baik, namun harus didasari kecintaan terhadap bangsa. Tanpa rasa kebangsaan, musik perlawanan hanya akan sebatas protes. Itu sebabnya, dibutuhkan integritas musisi dalam “jalan” bermusiknya. Demi kehidupan yang lebih baik. [dm]

 

Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang
Fokus yang Terampas
10 Kekerasan Simbolik yang Sering Terjadi
25 Pemicu Psikologis yang Membuat Orang Membeli
Kekerasan Mimetis, Kelompok Kebencian Online, dan Festival Sejati
KEYWORD:artikel day milovich
olehDay Milovich
Ikuti
Webmaster, artworker, penulis tinggal di Rembang dan Kota Lama Semarang. Bekerja di 5 media berita.

Terbaru

Puisi

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025
Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang
Mengharap Kejujuran
Persamaan Mereka
Pilihan Perempuan

Terpopuler

CatatanMasalah

Hubungan Kita Harus Berakhir

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 13 Mei, 2020
Creative Agency Kamu Bermasalah
Periksa Akurasi Berita dengan Daftar Ini
Tentang Literasi Buku dalam Ketidakhadiran Literasi Finansial dan Digital
64. Bias Pemikiran Kelompok

SakJose adalah website milik Day Milovich. Khusus untuk orang kurang kerjaan.

Address:
Rumah Popo Jl. Branjangan No.10, Tj. Mas, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah 50174

Tulisan Unggulan

Benteng Sunyi

Day Milovich
Day Milovich
Rabu, 18 Juni, 2025

Perkosaan Massal, Mei 1998, Belum Terselesaikan Sampai Sekarang

Mengharap Kejujuran

Persamaan Mereka

Pilihan Perempuan

Satu Rahasia

Powered by:

  • HaloSemarang.id
  • JatengToday.com
  • IndoRaya.news
  • Mercusuar.co
  • MetroSemarang.com
  • MetroJateng.com
  • HOME
  • MANIFESTO
Baca: Musik Perlawanan (Jalan Hidup, Ideologi, dan Kemanusiaan)
Bagikan
  • /WORKSHOP
  • /STATUS
  • /INDEX
    • Indoraya News
    • Jateng Today
Baca: Musik Perlawanan (Jalan Hidup, Ideologi, dan Kemanusiaan)
Bagikan

Copyright (c) 2025

© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Username atau email
Password

Lupa password?