Persistence berarti bootable, namun masih bisa update system, simpan data, dll., sebagaimana operating system yang berjalan normal, dalam flashdisk.
Download Kali Linux 64bit dari situs resmi. Kamu bisa coba lite version 64bit.
https://cdimage.kali.org/kali-weekly/
Siapkan flashdisk. Minimal 8 Gb. Disarankan: 32+ Gb, original, dengan kecepatan-transfer tinggi.
Download Rufus [portable].
Fungsi: menuliskan file .iso (Kali 2019) ke flashdisk, menjadi bootable.
https://rufus.akeo.ie/
MiniTool Partition Wizard Free Edition
Fungsi: mempartisi flashdisk. Sebagian untuk sistem, selebihnya untuk persistence.
https://www.partitionwizard.com/free-partition-manager.html
Jalankan Rufus, buat flashdisk bootable Kali Live.
Jalankan MiniTool Partition Wizard. Buat partisi.
Pembagian saya: 3.49 (Kali Live) 3.74 (persistence)
Ingat, bagian Kali Live itu tetap, tapi beri ruang sedikit untuk swap. Bagian untuk persistence yang akan dipakai untuk melakukan perubahan di system, seperti: update, upgrade, dll.
Pada langkah ini, yang penting flashdisk bootable sudah dipartisi.
Boot dari flashdisk. Lakukan pengaturan dari BIOS. Baca manualnya, atau sesuaikan hardware.
Saat boot, pilih USB Live (untuk boot pertama), jangan di “Live Persistence”.
Sekarang, cara mempartisi di Kali dengan gparted. Harus dari Kali, tidak bisa pakai tool partisi Windows.
Buka Terminal > ketik:
gparted
GParted > Devices > pilih USB (bisa dilihat dari ukurannya)
Delete partisi “persistence”. Format ulang dengan ext4. beri label “persistence”. Apply.
Reboot (restart laptop) > pilih USB Live Persistence
Ingat: untuk restart awal, pilihnya “USB Live Persistence”, bukan “USB Persistence”.
Sekarang, mounting “persistence”.
Buka Terminal > jalankan perintah berikut:
Lihat di mana usb berada. dalam contoh berikut ini, usb persistence pada /dev/sdc2
fdisk -l
Buat folder parent /mnt/usb. nama “usb”
mkdir -p /mnt/usb
Mount usb persistence ke folder /mnt/usb tadi
mount /dev/sdc2 /mnt/usb
Menuliskan “/ union” ke folder /mnt/usb dan diberi nama “persistence.conf”
echo "/ union" > /mnt/usb/persistence.conf
Unmount folder /mnt/usb yang sudah dibuat
umount /mnt/usb
Warning: Pastikan, sudah tidak ada icon “persistence” di desktop.
Jika icon masih ada, ulangi perintah:
umount /mnt/usb
sampai icon “persistence” di desktop hilang.
Kalau sudah hilang, baru restart.
Restart laptop > pilih “USB Persistence”
Sekarang, coba buat perubahan pada system, misalnya: mengganti background, bikin folder, dll.
Restart laptop > pilih “USB Persistence”
Untuk selanjutnya, setiap kali restart/reboot, pilih selalu USB Persistence.
Sekarang, kamu sudah bisa pakai flashdisk ini di komputer lain. Yang penting, pastikan boot dari flashdisk sudah diatur dari menu BIOS.
Catatan:
Bikin USB Persistence sering gagal karena:
1. Sudah bikin partisi persistence, tetapi bikinnya dari Windows.
Boleh bikin partisi dari Windows, tetapi, saat masuk ke USB Live, lakukan partisi ulang dengan “gparted” seperti cara di atas.
2. Partisi persistence tidak menggunakan label “persistence”.
Ingat: label pada partisi itu bersifat case sensitive. Besar-kecil huruf, ngaruh.
3. Salah langkah saat booting awal, langsung memilih “USB Persistence”.
Seharusnya, memilih “USB Live” lebih dulu.
Selamat mencoba dan enjoy hacking! [dm]