in

Metafora Pipa Cangklong

Yang belum paham metafora sebagai “metode”, masuk sini..

“Ini Bukan Pipa Cangklong”.

Kawan saya sering bertanya, “Apa arti lukisan ini?” ketika datang ke pameran lukisan. Kawan saya yang lain lagi, bertanya, “Apa makna gambar ini?” ketika melihat abstract photography seperti di VSCO. Sebenarnya, saya bisa menjelaskan dengan semiotika, serta detail peristilahan teknis menurut seni dan filsafat, namun saya memilih menjelaskan pengertian “metafora”.

Kalau memahami apa itu “metafora”, kamu akan memiliki bahasa sendiri dalam “membaca” dan “mengalami” cara kerja proses penandaan (signification) yang terjadi dalam hampir semua hal.

Metafora adalah perangkat apresiasi. Modal pertama dalam menulis. Metafora berarti mengatakan A tidak dengan A. Metafora menjadi dasar bahasa, komunikasi, sistem penandaan. Tanpa metafora, dunia tidak berjalan. Metafora adalah pintu apresiasi.

Setiap ada pertanyaan, “Bagaimana cara menulis puisi? Dengan cara apa tulisan saya bisa berbeda dari orang lain?”. Jawaban saya sama, “Perdalam metafora”. Itulah titik awal sekaligus jembatan komunikasi kamu dalam berkarya.

Saya suka dengan penjelasan Foucault di buku -This is Not a Pipe- yang memuat lukisan Magritte. Ini mewakili pengantar tentang apa itu metafora.

This is not a pipe. Ini bukan pipa cangklong. Ceci n’est pas une pipe. Ini bukan pipa cangklong.

Ada sebuah lukisan pipa cangklong. Sangat mirip pipa cangklong. Di bawah gambar itu, ada tulisan “Ini bukan suatu pipa cangklong”.

Apakah Ini Gambar Pipa Cangklong?

Mirip dengan pipa cangklong asli. Serupa dengan pipa cangklong lainnya. Setidaknya, orang mau percaya kalau itu pipa cangklong. Suatu pipa cangklong.

Ini disebut dengan prinsip similitude dan resemblance. Keserupaan dan kemiripan.

Namun, lukisan ini bukanlah wujud aslinya. Hanya perwakilan dari “kenyataan” suatu pipa cangklong. Sebagian orang sudah mengenal pipa cangklong. Kalau orang yang belum pernah melihat pipa cangklong kelak bertemu yang mirip dengan gambar ini, mereka akan terhubung dengan konsep bernama “pipa cangklong”.

Seperti kata.

Suatu kata, misalnya kata “pipa cangklong”, memperkenalkan dan mewakili sesuatu, namun tidak sama dengan apa yang ia perkenalkan dan ia wakili. Kata “pipa cangklong” bukanlah pipa cangklong itu sendiri. Gambar “pipa cangklong” tidak pernah mewakili pipa cangklong manapun. Tetapi ini tetaplah dimaksudkan untuk menceritakan pipa cangklong.

Singkatnya, setiap kata mewakili konsepsi abstract, “cerita” kontekstual, dan menyimpan maksud subyektif.

Jadi, kalau lebih diperdalam, kita bisa bertanya, “Bagaimana mempertanggungjawabkan makna kata seperti “surga”, “kebenaran”, keadilan, cantik, langit, warna magenta, dll.?”.

Jawabannya, tidak selesai dengan kata-kata. Jawaban orang akan berbeda-beda.

Kata yang mewakili pikiran, selalu bersifat “abstract” (merangkum), ambigu (memiliki makna yang mendua, tidak tunggal), berkembang, tidak stabil, dipengaruhi konteks ruang-waktu, dan bergantung kepada siapa yang mengucapkannya.

Bahasa itu labil dan “tidak dapat dipercaya”. Ia mewakili realitas yang selalu berubah.

Apakah Ini Gambar Bukan Pipa Cangklong?

Kalau di bawah gambar itu saya tuliskan caption “Ini gambar bukan pipa cangklong”, apakah akan menjadi masalah?

Ini juga tidak salah. Bukankah memang itu bukan pipa cangklong yang asli?

Sejak awal, gambar itu hanya mewakili kenyataan. Bukan kenyataan itu sendiri. Bahkan jika bentuknya nggak mirip, dengan teknik kubisme atau impresionisme, pelukisnya ingin menampilkan apa yang ia lihat atau pikirkan. Namun bukan pipa cangklong sungguhan.

Jadi bagaimana kalau di bawahnya diberi tulisan “Ini bukan pipa cangklong”?

Tidak bisa. Kita sudah mengenalnya sebagai pipa cangklong. Apalagi, “sesuatu” membutuhkan penamaan.

Dan apa yang terjadi, ketika suatu lukisan tanpa judul atau keterangan?

Bagaimana suatu foto konseptual, yang memperlihatkan sesuatu yang belum saya lihat? Itulah yang terjadi, ketika gambar itu tanpa tulisan “Ini bukan pipa cangklong”.

Ini artikel. Ini bukan artikel. Ini barang bagus. Ini bukan barang bagus. Ini kopi. Ini seperti kopi. Ini mirip kopi..Menurut orang banyak, ini kopi. Menurut saya, ini kopi. Kopi yang mana? Kopi dalam konteks apa?

Metafora bisa menjadi metode apresiasi tanpa batas, kreatif, dan membuat perbincangan lebih hangat. Metafora menjadi piranti berpikir dalam menulis.

Mungkin yang kamu hadapi dalam proses penandaan (signification) bukan “kata”. Bisa jadi, yang kamu baca adalah gerakan dalam tari, emoticon, fashion, warna yang dipakai suatu brand, animasi, anekdot, dll.

Kata “kopi” mewakili konsep kopi (yang abstract). Kata “kopi” adalah metafora dari “kopi”. Dalam ungkapan paling singkat: “metafora” adalah metafora dari metafora. Segala sesuatu, pada awalnya dan pada akhirnya, adalah metafora.

Ini gambar pipa cangklong. Ini gambar bukan pipa cangklong. [dm]

Written by Day Milovich

Webmaster, artworker, penulis tinggal di Rembang dan Kota Lama Semarang.

Gajah di dalam Ruangan

Melihat, Kebenaran