Dalam “berpikir lateral”, evaluasi berfungsi untuk memprovokasi ide dan bertanya, “apa yang membuatku memikirkan ide ini?”. Intinya, pada “provokasi ide”. Membuat ide keluar sebanyak mungkin, agar nanti menemukan hal-hal baru. Bukan untuk mengajarkan sesuatu yang sudah selesai. Bukan untuk kuis trivia yang menghasilkan satu jawaban benar.
Ketika menerima ajakan workshop, saya sering menanyakan pola lama yang biasa diterapkan dalam workshop. Kebanyakan workshop fokus di sini: “mengajarkan teknik”. Bisa ditebak, mereka meminta panduan “bagaimana cara untuk..” (how to).
Sebenarnya, itu “training” (pelatihan), bukan “workshop“.
Berikutnya, mereka sering macet ketika ada pertanyaan, “Bagaimana kamu menghasilkan ide kreatif?”. Itu pertanyaan mengerikan.
Orang sering salah memperlakukan ide. Ketika berusaha menghasilkan ide, ada keinginan implisit untuk menetapkan jawaban yang “benar”, “terbaik”, “tercepat”, dan “kuat”. Mereka ingin ide yang “waow”.
Saya desainer sekaligus belajar lama tentang bagaimana cara berpikir. Menghasilkan ide hanya masalah kecil.
Dalam desain, orang sengaja memisahkan tugas “membuat ide” dan proses “evaluasi ide”. Ketika mengharap ide yang “waow”, sebenarnya mereka ingin berlindung dari gagasan kritis, atau tidak mau berhadapan dengan ide yang masih mentah.
Edward de Bono dalam Lateral Thinking menjelaskan, dalam berpikir lateral, seseorang menggunakan informasi bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk efek dari informasi itu.. Kecenderungan alaminya adalah mencari alternatif (atau lebih luas lagi, menghasilkan ide) untuk menemukan yang terbaik.
Dalam berpikir lateral, tujuan pencarian adalah untuk melonggarkan pola yang kaku dan untuk memprovokasi pola baru. Sekalipun pencarian alternatif terbukti membuang-buang waktu, dalam kasus tertentu, itu membantu mengembangkan kebiasaan mencari alternatif, bukan menerima begitu saja pendekatan yang paling jelas.
Actionable:
- Tujuan evaluasi dalam “berpikir lateral” adalah adalah “memprovokasi ide baru”, agar terlepas dari pola yang kaku.
- Ketika kamu mengevaluasi ide, hindari pertanyaan, “Apa pendapatku tentang ide ini?”. Tanyakan, “Apa yang membuatku memikirkan ide ini”? [dm]